Namun, satu hal yang pasti. Perhelatan Ganefo telah akbar pada tempatnya. Negara telah melaksanakannya, Warga Indonesia senang menyambutnya.
Di ibukota, aneka spanduk bertebaran. Ganefo kemauan sejarah, Ganefo: Gagasan Bung Karno Menjadi Milik Dunia, Ganefo: Pekik Kemenangan Dunia Baru.
Mulai dari bus kota hingga tembok kota, semuanya berlomba menghiasi diri. Ganefo bagaikan mantra sakti atas kedaulatan bangsa.
Di Sragen, Ganefo menjadi nama jembatan. Di Cengkareng, Ganefo jadi nama pasar. Di Jakarta, Ganefo menjadi nama es lilin. Di seluruh Indonesia, Ganefo dan Ganefowati jadi nama jabang bayi.
Rakyat Indonesia juga Bersatu padu mengumpulkan dana bagi perhelatan Olimpiade kiri ini. Mulai dari sumbangan uang, dukungan logistik, hingga cendera mata.Â
Sebagai contoh, warga yang tinggal di lereng Gunung Merapi menggelar Dana Amal Ganefo. Hasil donasi yang mungkin tidak seberapa diberikan kepada pemerintah. Semuanya agar acara Ganefo sukses.
Dengan dihadiri oleh 51 negara di dunia, posisi Indonesia di kala itu telah sejajar dengan negara-negara tuan rumah penyelenggara Olimpiade lainnya. Sama-sama terhormat!
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI