Keputusan dibuat dengan sangat cepat. Menteri Maladi ditugaskan sebagai ketua Panpel. Konferensi persiapan dilaksanakan di Jakarta, bulan April 1963. Tercatat 10 negara hadir sebagai anggota tetap, dan 2 sebagai pengamat.
Hanya dalam waktu kurang dari tujuh bulan, Olimpiade tandingan ini sudah berlangsung. Tercatat 51 negara hadir sebagai peserta.
Tanggal 10 November 1963
Warga Jakarta telah datang memenuhi Stadiun Utama Gelora Bung Karno. Jalan Jenderal Soedirman terlihat penuh padat. Ratusan umbul-umbul dan bendera merah putih memenuhi jalan. Lautan massa rapat kelihatan.
Tiket pembukaan sudah habis. Jumlahnya disediakan untuk seratus ribu penonton. Itu pun masih banyak yang tidak kebagian.
Tak berapa lama, Soekarno turun dari Helikopter. Riuh sambutan penonton menyambut parade defile negara peserta. Â
Harun Al-Rasjid, seorang atlet Indonesia berlari membawa obor. Tungku api Ganefo pun menyala. Bendera-bendera negara kontingen dikibarkan, diiringi dengan lagu Himne Ganefo.
Suasana kemudian kembali hening. Soekarno naik ke atas podium;
"Dengan ini, Ganefo Saya buka..." singkat dalam tiga bahasa. Indonesia, Inggris, dan Prancis.
Meriam didentumkan, balon-balon dilayangkan, ribuan merpati juga diterbangkan. Melambangkan kemeriahan, suka cita, dan perdamaian.
Jika Anda berpikiran bahwa Ganefo menyontek konsep Olimpiade, tidak 100% benar juga. Acara yang diinisiasi oleh Indonesia ini tidak sekadar pesta olahraga saja.