Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ganefo: Fakta Olimpiade "Kiri" Indonesia yang Nyaris Terlupakan

8 Agustus 2021   10:08 Diperbarui: 8 Agustus 2021   10:37 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganefo: Fakta Olimpiade Kiri Indonesia yang Nyaris Terlupakan (tirto.id)

Ada tiga program utama dari Ganefo. Selain pertandingan olahraga, juga ada pesta seni, dan acara tur keliling Indonesia.

Semangatnya adalah kebersamaan. Menciptakan hubungan baik bagi muda-mudi Nefos. Membina relasi erat dari sesama pemangku kekuasaan.

Pesannya adalah kemandirian. Tanpa kemapanan barat, negara dunia ketiga pun bisa. Apa yang dilakukan atas nama imperialisme, seutuhnya hanya masalah kemauan dan tekad. Siapa pun bisa.

Seperti yang disampaikan Soekarno dalam pembukaan Konferensi Ganefo;

"Kami tidak anti IOC. Kami sepakat dengan idealisme Baron de Coubertin (pendiri Olimpiade modern), bahwa Olimpiade adalah tengan persatuan, perdamaian, dan persahabatan humanitas dunia."

Soekarno justru balik menuduh bahwa IOC yang bersikap sebaliknya. Mengagungkan imperialisme dan menyembah politik.

"Bagaimana perasaanmu, hai Komunis China! ketika kamu dikucilkan dari olahraga internasional hanya karena kamu negara komunis?" lanjut Soekarno dalam pidatonya.

Jelas IOC melawan. Mereka tidak bisa menolerir tindakan yang dianggap menyaingi konsep Olimpiade.

IOC malah balik menuduh Indonesia menggunakan olahraga sebagai ajang politik. Mereka menyatakan tidak mengakui Ganefo dan melarang atlit peserta untuk ikut dalam Olimpiade.

Dalam sejarah Indonesia, Ganefo minim perhatian. Ia tidak seanggun Konferensi Asia Afrika. Juga masih kalah dalam perhelatan Asian Games. Tidak banyak studi sejarah yang menyorotinya.

Mungkin, karena ajang ini tidak resmi diakui oleh IOC. Mungkin juga karena tidak sejalan dengan semangat Indonesia. Atau mungkin juga karena dianggap sebagai produk komunis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun