Ada tiga program utama dari Ganefo. Selain pertandingan olahraga, juga ada pesta seni, dan acara tur keliling Indonesia.
Semangatnya adalah kebersamaan. Menciptakan hubungan baik bagi muda-mudi Nefos. Membina relasi erat dari sesama pemangku kekuasaan.
Pesannya adalah kemandirian. Tanpa kemapanan barat, negara dunia ketiga pun bisa. Apa yang dilakukan atas nama imperialisme, seutuhnya hanya masalah kemauan dan tekad. Siapa pun bisa.
Seperti yang disampaikan Soekarno dalam pembukaan Konferensi Ganefo;
"Kami tidak anti IOC. Kami sepakat dengan idealisme Baron de Coubertin (pendiri Olimpiade modern), bahwa Olimpiade adalah tengan persatuan, perdamaian, dan persahabatan humanitas dunia."
Soekarno justru balik menuduh bahwa IOC yang bersikap sebaliknya. Mengagungkan imperialisme dan menyembah politik.
"Bagaimana perasaanmu, hai Komunis China! ketika kamu dikucilkan dari olahraga internasional hanya karena kamu negara komunis?"Â lanjut Soekarno dalam pidatonya.
Jelas IOC melawan. Mereka tidak bisa menolerir tindakan yang dianggap menyaingi konsep Olimpiade.
IOC malah balik menuduh Indonesia menggunakan olahraga sebagai ajang politik. Mereka menyatakan tidak mengakui Ganefo dan melarang atlit peserta untuk ikut dalam Olimpiade.
Dalam sejarah Indonesia, Ganefo minim perhatian. Ia tidak seanggun Konferensi Asia Afrika. Juga masih kalah dalam perhelatan Asian Games. Tidak banyak studi sejarah yang menyorotinya.
Mungkin, karena ajang ini tidak resmi diakui oleh IOC. Mungkin juga karena tidak sejalan dengan semangat Indonesia. Atau mungkin juga karena dianggap sebagai produk komunis.