Ancaman itu membuat Antasari takut. Ia pun meminta perlindungan kepada Kapolri. Tim dari Polri pun dibentuk untuk menyelidiki kasus tersebut.
Rani pun menjadi saksi kunci. Ia adalah pion untuk sebuah skandal. Entah benar pembunuhan atau politik semata.
Rani dilindungi penuh. Ia dikawal polisi dan media dilarang mewawancarainya. Keberadaannya juga tidak diketahui. Konon disembunyikan di sebuah tempat rahasia.
Rani diperiksa sebagai saksi. Terkait pembicaraan telpon dengan Nazrudin maupun Antasari. SMS yang beredar pun tak luput dari penyidikan.
Salah satu adalah SMS Nazrudin kepada Rani untuk mengadukannya ke DPR. Tapi, orangtua Rani menolak. Takut dibunuh.
Sejak kasus pembunuhan Nazrudin, Rani dan keluarganya bak hilang ditelan bumi. Media dengan segala upaya mencari tahu latar belakangnya. Hasilnya nihil.
Kehadirannya pun sebenarnya singkat. Muncul sebagai saksi, lantas hilang tak bertepi.
Menurut Kriminolog Adrianus Meliala, perlindungan polisi terasa tidak wajar. Dalih pembunuhan dianggap terlalu berlebihan. (Kompas.com).
Lalu di mana Rani selama ini?
Pada tahun 2016 dikabarkan jika rumahnya di Jalan Kiai Maja, Tangerang telah rata dengan tanah. Konon Rani sudah menjualnya pada 2012 lalu.
Menurut saksi mata, Rani sempat jadi perjungingan warga Kebon Kosong. Akhirnya ia pindah entah kemana dengan seluruh keluarganya.