Jepang juga demikian, Human Rights Watch (HRW) mengungkapkan laporan dari 381 responden, sekitar 69 orang mengaku pernah mengalami kekerasan fisik. Lima diantaranya bahkan pernah diperkosa.
"Selama beberapa dekade, anak-anak Jepang telah diperlakukan secara brutal demi trofi dan medali,"Â ungkap Minky Worden dari HRW.
Apa yang dilaporkan masih merupakan puncak gunung es. Ini belum termasuk negara komunis yang tertutup dengan sejumlah atlit senam yang berprestasi. Ditenggarai mereka juga menggunakan pola pelatihan yang sama.Â
Apa yang Terjadi?
Dalam 20 tahun terakhir, setidaknya 368 atlit senam di AS mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh 100 orang dengan profesi berbeda. Mulai dari pelatih, dokter, hingga pemilik sasana.
Indianapolis Star, salah satu media di AS pernah melakukan investigasi atas kasus ini. Mereka menemukan beberapa fakta;
Cuci Tangan Federasi Induk, USA Gymnastic
Berbagai tindakan pelecehan sebenarnya telah dilaporkan oleh atlit senam AS. Namun, tidak ada tindak lanjut yang berarti dari USA Gymnastic. Apalagi sampai ke tangan polisi.
Beberapa pelatih memang dipecat, tapi mereka tidak kehilangan izin melatih. Akibatnya, aksi pelecehan masih saja berlanjut.
Cuci Tangan Pemilik Sasana
Jika kasus menjadi besar, resiko akan menjadi berat. Pemilik sasana lebih senang menutup mulut daripada kehilangan peminat. Nama yang tercoreng juga membuat mereka berpotensi kehilangan sponsor.
Cuci Tangan Sesama Atlit