Namun, saya sendiri termasuk golongan yang jarang blogwalking. Mohon maaf ya manteman yang sudah sering berkunjung dan belum sempat kukunjungi balik.
Ide lain dari Kawan Kompasianer;
Sebagian melakukan usaha ekstra keras untuk menaikkan tingkat keterbacaan tulisan. Menggunakan medsos, hingga jaringan.
Salah satu yang paling mengagumkan adalah usaha dari Kners Uli Hartati.
Jika tidak percaya, sila ulik artikelnya dibawah ini; 7 Cara Cepat Menjaring Pembaca
Bayangkan dari media sosial, fanpage, kolom komentar di Youtube, hingga beriklan di facebook. Semua dilakoni.
Saya sendiri tidak memiliki semangat dan endurance seperti si Uli. Salutlah buat dia.
Tanggapan atas Curhatan Kompasianer Steven;
Steven kecewa gegara merasa kehilangan teman. Patokannya adalah jumlah vote dan like yang semakin menurun.
Saya langsung meminta maaf di kolom komentarnya. Sebabnya saya bukan pencinta one piece. Di kamusku, "two-piece" mungkin lebih menarik. (sila artikan sendiri).
Tapi bukan berarti aku tidak melirik tulisannya. Hanya tidak tahu mau komentar atau vote apa.
Kompasiana memang adalah medsos, tempat mencurahkan isi kepala dan ajang saling menyapa. Tetapi, ia tidak sepopuler Instagram atau facebook.
Di kedua platform itu, interaksi bisa berjubel. Sementara di K, amit-amit dapat sebundel.