Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyibak Bulu Ketiak Wanita di Zaman Bapakmu

10 Juli 2021   06:44 Diperbarui: 10 Juli 2021   08:40 2114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menyibak Bulu Ketiak Wanita di Zaman Bapakmu (usatoday.com)

Sewaktu diriku berkunjung ke China pada awal 2000-an, saya tidak pernah menyadari akan keajaiban dunia ke-8, hingga Agus sepupuku memberikan tanda dengan kerlingan matanya.

Seorang wanita cantik berada di sampingku, di atas bus kota yang sedang ramai. Ia asyik membaca buku dan menggelantungkan tangannya di kait pegangan bus.

Tidak ada yang terlalu istimewa, kecantikannya juga biasa-biasa saja. Hingga ketika rombongan kami turun dari bus, Agus menghampiriku.

"Rud, kamu gak liat cewek tadi?" Tanyanya

"Bulu keteknya lebat," lanjut si Agus sambil terbahak-bahak.

Sejak saat itu, aku pun baru sadar jika sebagian wanita China di era tersebut marak dengan bulu ketek. Tipis atau pun lebat, sama saja.

Kami pun menelurkan berbagai teori konspirasi. Agus memberikan cap "keterbelakangan budaya," sementara diriku lebih setuju dengan "anti kapitalis."

Tersebab setelah ditelusuri kampanye menghilangkan bulu ketek adalah produk Amerika. Pada tahun 1915, adalah majalah Harper's Bazaar yang menerbitkan sebuah iklan. 

Dalam iklan tersebut, dituliskan bahwa busana tanpa lengan akan menjadi tren terkini. Untuk tampil maksimal, maka ketiak mulus dan kulit bersih diperlukan.

Awalnya aku yang tidak memerhatikan, kini mulai terganggu. Entah kenapa, mungkin karena di Indonesia sudah tidak ada lagi.

Meskipun sekilas bayangan kecilku, aku mengingat jika mama dulunya juga punya bulu ketek. Hal tersebut lantas aku konfirmasikan dengan papa.

Ternyata benar, bulu ketek bagi wanita adalah hal yang wajar. Dari hasil penelusuranku, aku pun mendapatkan artikel tren artis Indonesia berbulu ketek tebal.

Eva Arnaz adalah bom seks. Ia telah berperan di lebih dari 40 judul film. Kebanyakan adalah film panas. Ia pun mendapat julukan si bomseks dari Indonesia.

Konon, banyak keluarganya yang tidak setuju dengan adegan syurnya. Namun, tidak satu pun yang mempermasalahkan bulu ketiaknya yang menjuntai dalam setiap adegannya.

Itu terjadi di era 70-80an. Bulu ketiak pada artis wanita lumrah adanya. Bahkan dijadikan sebagai tren kecantikan di zaman bapakmu.

Sebelum masa Eva, adalah artis terkenal bernama Dally Damayanty. Pada tahun 1973, ia memulai karirnya sebagai peragawati. Karirnya langsung melejit dan mendapat permintaan show hingga keluar negeri.

Tampil seksi dengan bikini di sejumlah media, hingga menjadi bintang reklame produk vitsin, tawaran jadi artis pun diterimanya. Semuanya diladeni dengan bulu ketek.

Media di masa itu pun sesumbar. Bulu ketiak adalah sex appeal dan juga azimat Dally Damayanty.

Namun, bukan Eva atau Dally yang menjadi ikon bulu ketiak. Di antara semua artis, adalah Yana Schurman. Ia adalah seorang model yang hanya bermain dalam satu film saja, Pat Gulipat (1973).

Media massa memuat foto Yana dengan bulu keteknya yang tebal. "Pantas dijuluki Ratu Ketiak. Seksi terlihat dan pantang dicukur sejak lahir."

Bulu ketiak adalah alami. Ia pantas tersaji di tempatnya. Bagaikan kumis dan brewok, adalah masalah pilihan bagi seseorang untuk memelihara, atau mencukurnya.

Sayangnya, wanita dengan bulu ketiak terpampang, kerap dianggap "tidak normal." Atas nama kecantikan, semuanya harus dilibas.

Namun, kecantikan itu relatif. Dalam beberapa budaya, seperti Turki dan Italia, bulu ketiak dianggap Seksi, termasuk wanita.

Pun halnya dengan beberapa selebriti dunia. Pada tahun 2015 Julia Roberts pernah menghebohkan dunia dengan tidak mencukur bulu ketiaknya. Dari kaum milenial, Miley Cyrus bahkan mengampanyekan kaum wanita untuk membiarkan bulu ketiak tumbuh alami.

Miley memanfaatkan momen tersebut dengan memperkenalkan tren rambut di ketiak berwarna-warni. Pada dasarnya, Miley ingin menyampaikan pesan bahwa bulu adalah hal yang alami, jangan malu dengannya.

Sejauh mana Anda setuju dengan kampanye Miley Cyrus ini?

Mungkin hal pertama yang harus Anda pikirkan adalah membuang jauh kenyataan bahwa bulu ketiak adalah milik wanita. Mereka memiliki wewenang penuh untuk memelihara atau membuangnya.

Jika, Ada wanita yang lantas memelihara bulu ketiaknya, jangan dulu merasa jijik sebelum Anda tahu faktanya.

Bau apek dari bulu lebat mungkin menjadi alasan pertama. Namun harus ditahu bahwa bulu ketiak adalah tempat pelepasan hormon feromon seks. Fungsinya untuk menarik lawan jenis untuk datang mendekat.

Sampai pada poin ini, saya baru sadar mengapa istri saya suka mencium bau ketekku yang apek. Dan lucunya, menurut sains, bau ketek setiap orang itu tidak sama lho!

Nah, setelah Anda tahu jika bau ketek itu alami, maka Anda juga harus sadar jika bau ketek juga berfungsi sebagai semacam signal. Hormon feromon akan mengeluarkan bau busuk jika ada sesuatu yang tak beres dengan tubuh. Jadi, jika ketek Anda bau, maka itu adalah tanda bahwa Anda sedang tidak baik-baik saja.

Selain itu, bulu ketiak juga berfungsi sebagai alas untuk melindungi gesekan antara lengan atas dan bawah. Jelas, luka akibat gesekan pada bagian tersebut akan diminimalisir.

Dan yang terpenting di antara semuanya adalah bulu ketiak mampu melindungi tubuh dari paparan racun. Ketiak adalah bagian tubuh yang memiliki arteri vital.

Nah, bulu ketiak memiliki fungsi alami untuk melindunginya dari paparan radikal bebas, khususnya di bagian payudara.

Lagipula, banyak dokter yang menyarankan untuk berhati-hati mencukur bulu ketiak. Harus sehalus mungkin dengan menggunakan pisau cukur yang benar-benar bersih. Pun jika dicukur terlalu sering, bisa menimbulkan iritasi.

Dr. Mona Gohara, seorang professor klinis dermatologi, Universitas Yale berkata; "tidak ada alasan biologis untuk menghilangkan rambut pada ketiak."

Ia juga melanjutkan bahwa; "persepsi bahwa bulu ketiak sama dengan kebersihan, itu sama sekali tidak relevan. Selama ketiak benar-benar bersih, dengan bulu atau tanpanya."

Nah, sekarang para wanita sudah bisa lega. Ayo, siapa di antara kalian yang memelihara bulu ketek? Tidak usah malu, karena itu alamiah. Kalau pun ada pria yang mencemooh, tidak usah dipedulikan. Tubuh kamu adalah milik kamu, kok!

Referensi: 1 2 3 

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun