Aryo masih terdiam, sampai ia sadar jika sang kakek tak lagi di sana.
Kuduknya berdiri, angin malam terasa menghujam urat nadinya. Aryo berjalan linglung. Menuju ke arah jalan raya yang masih ramai di tengah malam.
Jay sedang duduk di teras depan hotel. Menikmati cerutu sambil membaca koran. Ketika ia melihat para karyawan dan tamu hotel berlarian menuju jalan raya.
Tubuh Aryo tergeletak bersimbah darah. Ia mati di tempat ditabrak mobil yang entah lari ke mana.
**
Dua tahun berlalu, seorang lelaki tidak bisa bergerak. Matanya terpaku pada sebuah lukisan yang tergeletak di lantai, bersandar ke tembok, bercampur dengan barang dagangan lainnya.
Seorang perempuan dalam balutan kebaya. Rambutnya tersanggul rapi, ala wanita Jawa zaman dulu. Di sampingnya ada seorang lelaki dalam pakaian adat Jawa.
Lelaki itu baru tiba di kota Malang. Berlibur bersama keluarganya, mengunjungi tempat yang pernah ia singgahi 17 tahun sebelumnya.
Mereka memilih sebuah hotel, yang juga setengah museum. Malam itu, ia berada di lobby hotel.
Ada sebuah pojok yang menjual souvenir. Ramai oleh turis dari mancanegara. Namun, sang lelaki masih terpaku diam. Wajah dalam lukisan kelihatan familiar. Bekas bawahannya yang konon sudah meninggal.
Ia baru sadar ketika istrinya menyapanya;