Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Soekarno dan Pancasila ingin Dihabisi di Hari Raya Qurban

6 Juni 2021   22:06 Diperbarui: 6 Juni 2021   22:05 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malang bagi pelaku. Ia dipukul, babak belur,pingsan, dan diikat di depan Masjid Istana.

Tiga korban luka dibawa ke rumah sakit. Untungnya tidak ada yang meninggal.

Salat masih dilanjutkan, Idham Chalid masih sebagi imam. Tapi, Soekarno tidak lagi tampil. Seharusnya sang Presiden memberikan kata sambutan.

Jemaat pun membubarkan diri. Semua boleh pulang, kecuali yang tidak punya KTP. Harus menjalani pemeriksaan lanjutan.

Anggota polisi lanjut dengan menyisir lokasi. Sepucuk pistol ditemukan di bawah tikar alas shalat. FN-45, Senjata yang sama dengan yang digunakan pelaku.

**

Setelah upaya pembunuhan gagal, kegiatan Presiden Soekarno tidak bubar. Rapat Kabinet yang baru seminggu dibentuk tetap dijalankan. Juga sidang pengesahan pernyataan pemerintah tentang kebijakan ekonomi.

Para Pelaku

Pelaku yang tertangkap adalah anggota DI/TII pimpinan Kartosoewirjo. Mereka berjumlah 3 orang. Berhasil masuk ke dalam istana dengan undangan resmi.

"Diperoleh dari salah satu ormas," pungkas Mangil. Undangan tersebut atas nama Haji Bachrun. Ia tinggal di Bogor. Salah satu simpatisan DI/TII

Dari hasil pemeriksaan, salah satu pelaku mengungkap jika rencana pembunuhan seharusnya pada saat shalat Idul Fitri sebelumnya. Tanggal 9 Maret 1962.

Ada 9 eksekutor yang dipersiapkan. Bersenjatakan dua pucuk senapan mesin, lima pistol, dan satu granat. Namun, gagal karena sebagian anggota tertangkap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun