Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Kiprah Eddy Tansil, Kisruh di Indonesia, Rusuh di China

1 Juni 2021   21:14 Diperbarui: 2 Juni 2021   08:06 1662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Putian Golden Key Brewery Co, Ltd., menjadi salah satu perusahaan paling bonafid di China. Eddy Tansil mendapatkan banyak penghargaan.

Mulai dari pembayar pajak terbesar di Fujian (1995). Hingga merek minuman alkohol terbaik di seluruh China (1998). Eddy Tansil pun mendapat julukan; "Raja Bir dari Fujian."

Sayangnya, tidak berlangsung lama. Nama Eddy kembali tercoreng. Ia terindikasi penggelapan pajak. Entah di Jerman, China, atau negara lainnya. Kontrak dengan Beck's Beer putus di tahun 1999.

Eddy berjalan sendiri. Ia memproduksi bir lokal dengan berbagai jenis merek. Tapi, omzetnya tidak sebanding dengan kapasitas produksi. Pasar Beck's Beer terlalu besar untuk disalip.

Kembali Terkena Masalah

Sampai tahun 2003, Eddy terjebak kredit macet. Kali ini dengan Bank of China. Keuangan perusahaan semakin menipis. Nama Eddy kembali mencuat.

Medial lokal memberitakan perusahannya telah menunggak tagihan listrik. Jumlahnya sebesar 4 juta RMB atau setara 8 miliar Rupiah pada tahun 2005.

Belum lagi kasus hukum dengan Anheuser-Busch Brewing. Produsen bir dari Amerika Serikat. Hak cipta logo jadi masalah.

Putian Golden Key Brewery dituduh menjiplak logo pada kaleng bir. Eddy harus menarik seluruh produk bir dan membayar ganti rugi kepada penggugat.

Puncak kehancuran Eddy terjadi pada tahun 2007. Seluruh asset pabriknya disita negara. Dilelang dan berpindah tangan ke kompetitornya, Fujian Xuejin Beer Co.,Ltd.

Selama kurun waktu 16 tahun (1986-2002), total investasi pabrik bir Eddy berjumlah 2,3 triliun jika dirupiahkan. Pabrik bir yang pernah berjaya tersebut tak menyisakan apa pun kini.

Jejak Jasa Eddy Tansil

Sejak 2010, Fujian Xuejin Beer tidak memakai pabrik itu lagi. Lokasinya di tengah kota dan mesinnya terlalu usang. Sepertiga gedung dirobohkan. Diganti dengan Putian Art Museum pada tahun 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun