Hingga kini ia masih jadi legenda. Sayangnya bukan yang baik. Sampai sekarang ia masih jadi buronan. Keberadaannya masih pelik.
Banyak kisah yang beredar. Ada yang mengatakan di Amerika. Tapi, jejak mengarah ke China.
Sebelum kasus penggelapan Bapindo mencuat di tahun 1993, Eddy Tansil sudah banyak berinvestasi di China.
Bisnisnya menggurita di sana. Total 600 juta dollar AS melalui Golden Key Group miliknya. Mencakup bisnis perakitan sepeda motor hingga pabrik bir dan kaca.
Baca juga:Â Jejak Keluarga Tansil, Dari Cek Kosong hingga Keberadaan Eddy Tansil
Penggerak Industri Otomotif Nasional
Pada saat China belum terbuka seperti sekarang, Eddy Tansil sudah membuat terobosan. Ia adalah salah satu penanam modal asing yang sudah berinvestasi di sana.
Fujian, Kawasan pesisir selatan China menjadi sasarannya. Tempat kelahiran Harry Tansil, ayahnya.
Pabrik perakitan sepeda motor salah satunya. Namanya Fuzhou Golden Key Motorcycle, Co. Didirikan pada tahun 1991. Lokasinya di Fuzhou, ibu kota Provinsi Fujian.
Peranannya tidak kecil. Pemerintah China menjadikannya sebagai penggerak industri otomotif nasional. Produknya tersebar hingga ke-29 provinsi.
Tiga perusahaan di bawah grup Golden Key Menyusul. Memproduksi alat listrik, bahan akrilik dan peleburan baja. Semuanya sebagai lini pendukung bisnis perakitan sepeda motornya.
Membangun Pabrik Bir di China
Kendati investasi banyak di Fuzhou, nama Eddy Tansil lebih harum di Putian. Kota sebelah timur Fujian. Kampung halaman leluhurnya.