"Berita tersebut kami sebarluaskan dua hari berturut-turut. Bahkan Al Ahram yang terkenal ketat pun menyiarkannya juga," kata Hassan.
Selang setahun, pada Juni 1947, Mesir mengadakan pengakuan atas kedaulatan RI. Acara tersebut dihadiri oleh H.Agus Salim selaku Ketua Delegasi Indonesia, Syeikh Muhammad Amin Al Husaini dari Palestina dan beberapa tokoh negara Arab.
Ketika Yogyakarta diduduki Belanda pada tahun 1948, Palestina dan beberapa negara juga turut membela Indonesia. Penangkapan Soekarno, Hatta, dan Sjahrir turut masuk dalam kecaman.
Mengenal Ali Taher
Ali Taher lahir tahun 1896 di Nablus, kota tepi barat Palestina. Juga dikenal dengan sebutan Flavia Neapolis. Nama yang diberikan oleh Kaisar Romawi, Vespasianus.
Ayah Ali bernama Aref Eltaher dan ibunya Badieh Kurdieh. Ali juga memiliki 6 saudara lainnya.
Keluarganya berasal dari marga Jaradat. Juga termasuk keturunan Juhayna, salah satu marga terkenal di Arab Saudi. Â
Ali pindah ke Mesir pada bulan Maret 1912. Di sana ia memulai karir sebagai jurnalis di surat kabar Fata Al Arab. Oktober 1924, Ali memulai kiprahnya sebagai pengusaha media.
Surat kabar Ashoura menjadi media utamanya. Selang beberapa tahun, beberapa media pun menyusul. Sayangnya, Ashoura tidak berumur panjang. Media ini dibredel oleh pemerintah Mesir.
Ali kemudian melanjutkannya dengan Al-Shahab. Media Ali Taher terus bertahan hingga tahun 1953. Di tahun tersebut, Wakil Pedana Menteri Mesir sekaligus Menteri Dalam Negeri, Kolonel Gamal Abdel Nasser melarang penerbitan medianya.
Kantor Informasi Arab Palestina ia bangun pada tahun 1921 di Kairo. Diberi nama Dar Ashoura. Di kantor ini para politisi dan pencari suaka bebas datang berkunjung tanpa harus membuat janji terlebih dahulu.
Ketika para pemuda Indonesia yang sedang menjalani studi di Mesir kesulitan, Ali Taher tak segan menjaga mereka. Termasuk meminta bantuan Menteri Pendidikan Mesir untuk membantu hingga mereka lulus kuliah.