Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Teuku Markam, Konon Penyumbang Emas Tugu Monas yang Dituduh PKI

23 Mei 2021   05:10 Diperbarui: 23 Mei 2021   05:19 2527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Monumen besar seringkali berhubungan dengan tragedi. Katakanlah tembok besar China. Manusia zaman sekarang boleh mengagungkan kedahsyatannya, tapi tembok Cina adalah kuburan terpanjang di dunia.  

Pembangunan yang memakan waktu sekitar 2000 tahun, memanfaatkan tenaga budak dan tawanan perang. Konon disebutkan bahwa lebih dari satu juta orang yang meninggal selama proses pembangunan berlangsung.

Siapa sangka jika Monumen Nasional di Jakarta juga menyimpan sekelumit kisah pahit.

Bagian tugu raksasa yang paling menarik itu adalah puncaknya. Berbentuk nyala api, warna emas menjadi pengikatnya. Namun, tahukah kamu jika api yang bersarang itu benar-benar tebuat dari emas? Iya, totalnya 28 kilogram.

Indonesia belum menjadi negara kaya pada saat merdeka. Namun, ada seorang saudagar Aceh di era Soekarno. Ia bernama Teuku Markam. Konon, ialah yang menyumbangkan emas itu.

Bukan hanya itu, pada awal 1960an, Soekarno sedang getol-getolnya dengan projek mercusuar di ibu kota. Urusan pembangunan ia serahkan kepada Menteri PU, Ir. Sutami yang juga memiliki gelar sebagai Menteri Termiskin.

Baca juga: Ir. Sutami, Menteri Termiskin di Indonesia, Listrik Saja Tidak Punya

Sementara untuk masalah finansial, adalah Teuku Markam yang konon banyak menyokong. Tercatat, ia juga turut memberikan sumbangsih terhadap pembangunan Gelora Senayan dan kesuksesan KTT Asia Afrika.

Sebenarnya belum ada kepastian pendukung bahwa Markam lah yang menyumbangkan emas Monas. Terlepas dari benar atau tidaknya, kisah hidup Teuku Markam tidak kalah menarik.

**

Markam lahir di Panton Labu, Aceh Utara tahun 1924. Ia tak pernah tamat SD, karena terlalu bandel. Di kelas 5 ia berhenti sekolah. Sifatnya yang ugal-ugalan membuat dirinya memilih karir di militer.

Markam pernah berdinas sebagai Heiho (pembantu tentara) di zaman Jepang dan berpangkat letnan dua. Selama masa pendudukan, ia ditugaskan ke Filipina, membantu tentara Jepang di sana. Namun, tidak ada kisah yang lebih detail tentang ini.

Sewaktu Indonesia merdeka, Markam sedang bertugas di Singapura. Dari sana kontribusinya sekaligus bakatnya sebagai pengusaha mulai terlihat. Ia menyelundupkan senjata ke Pekan Baru untuk perjuangan.

Atas jasanya ini, Markam kemudian diberi pangkat letnan militer. Dinas militernya ia jalani hingga tahun 1957. Ia mundur dari kedinasan gegara tidak cocok dengan atasannya.

**

Markam tidak khwatir. Ia masih memiliki keahlian lainnya. Ia mendirikan pabrik kulit yang diberi nama Karkam atau singkatan dari Kulit Aceh Raya Markam.

Markam juga terlibat dalam proyek infrastruktur pemindahan ibu kota Provinsi Riau dari Tanjung Pinang ke Pekan Baru. Sebagai pengusaha sukses, namanya dengan cepat melejit. Kepribadiannya yang supel membuat ia mendapatkan banyak kawan.

Bisnisnya pun berkembang dengan pesat. Hampir segala lini ia geluti. Singkatnya, Markam termasuk dalam golongan Konglomerat di awal-awal Republik ini berdiri.

**

Sebagai seorang pengusaha nasional, wajar saja jika ia dekat dengan Presiden. Hubungan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Markam adalah pebisnis ulung. Di satu sisi ia berani memberikan sumbangan besar kepada pemerintah. Di sisi lain, ia juga mendapatkan banyak keuntungan.

Puncaknya terjadi pada bulan Maret 1965. Markam mendapatkan proyek dari Soekarno. Mengimpor sejumlah suku cadang mobil, semen, dan kebutuhan negara lainnya dari Jepang.

Untuk mendukung proyek ini, Markam juga mendapatkan dukungan pembiayaan dari Bank Indonesia. Markam adalah pesohor di eranya. Ia adalah pengusaha sukses, dekat dengan penguasa, dan juga sosialita.

Sayangnya, bukan pada saat yang tepat.

Setelah Soekarno lengser, pamor Markam pun turut meredup. Bukan karena krisis ekonomi, tapi karena politik.

Di tahun 1966, Markam diciduk. Ia dituduh sebagai anggota PKI dan Soekarnois tulen. Markam dijebloskan ke dalam penjara beserta beberapa tahanan politik lainnya.

**

Bukan hanya itu. Perusahaannya pun disita oleh negara. PT. Proyek Percontohan Berdikari kala itu. Sekarang menjadi PT. Berdikari (persero).

Menurut sumber (tirto.id), harta Markam mencapai 20 miliar plus 30 juta dollar Amerika. Selain duit, harta lainnya seperti mobil, rumah, tanah, juga turut lenyap. 

"Semua dipinjam negara, hingga sekarang belum dikembalikan," ungkap Markam dikutip dari sumber.

Sembilan tahun lamanya Markam mendekam dalam penjara. Tahun 1975 ia bebas dan kembali terjun ke dunia usaha. Ia mendirikan perusahaan kontraktor bernama PT. Marjaya. Perusahaan ini sempat terlibat dalam pembuatan jalan di Lhokseumawe, Aceh dan juga di Cileungsi, Jawa Barat.

**

Markam meninggal di tahun 1985, karena penyakit lever dan gula yang dideritanya.

Sekali lagi, tidak ada catatan atau dokumen pendukung, bahwa Markamlah yang menyumbangkan emas di pucuk Monas. Semuanya terkesan penuh misteri dalam dan diam.

Sediam pembukaan Kawasan Monas yang hanya didukung oleh Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta, Ali Sadikin Nomor cb.11/1/57/72, tanggal 18 Maret 1972.

Tidak ada pemberitaan mengenai adanya peresmian Monas. Kawasan ini seolah-olah muncul tiba-tiba penuh misteri dalam diam.

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun