Untuk mendukung proyek ini, Markam juga mendapatkan dukungan pembiayaan dari Bank Indonesia. Markam adalah pesohor di eranya. Ia adalah pengusaha sukses, dekat dengan penguasa, dan juga sosialita.
Sayangnya, bukan pada saat yang tepat.
Setelah Soekarno lengser, pamor Markam pun turut meredup. Bukan karena krisis ekonomi, tapi karena politik.
Di tahun 1966, Markam diciduk. Ia dituduh sebagai anggota PKI dan Soekarnois tulen. Markam dijebloskan ke dalam penjara beserta beberapa tahanan politik lainnya.
**
Bukan hanya itu. Perusahaannya pun disita oleh negara. PT. Proyek Percontohan Berdikari kala itu. Sekarang menjadi PT. Berdikari (persero).
Menurut sumber (tirto.id), harta Markam mencapai 20 miliar plus 30 juta dollar Amerika. Selain duit, harta lainnya seperti mobil, rumah, tanah, juga turut lenyap.Â
"Semua dipinjam negara, hingga sekarang belum dikembalikan," ungkap Markam dikutip dari sumber.
Sembilan tahun lamanya Markam mendekam dalam penjara. Tahun 1975 ia bebas dan kembali terjun ke dunia usaha. Ia mendirikan perusahaan kontraktor bernama PT. Marjaya. Perusahaan ini sempat terlibat dalam pembuatan jalan di Lhokseumawe, Aceh dan juga di Cileungsi, Jawa Barat.
**
Markam meninggal di tahun 1985, karena penyakit lever dan gula yang dideritanya.