Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Hario Kecik, Jenderal yang "Hilang" di Masa Pemberontakan G30S PKI

20 Mei 2021   07:24 Diperbarui: 20 Mei 2021   09:06 2224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini yang membuat Hario ragu untuk kembali ke Indonesia. Ia takut menjadi korban politik seperti beberapa jenderal lainnya yang dituduh PKI.

Berada dalam kondisi tanpa negara, nasib Hario Kecik dan keluarganya terombang-ambing. Untungnya mereka berada di bawah perlindungan Komite Internasional Palang Merah.

Untuk menghidupi keluarga, Hario bekerja menjadi peneliti di Akademi Sains Uni-soviet.

Pada pertengahan 1970an, Menteri Luar Negeri Adam Malik berkunjung ke Moscow. Tujuannya untuk bernegosiasi mengenai pembayaran utang Indonesia ke Soviet.

Adam Malik pun berkeinginan untuk bertemu dengan Hario. Mereka akhirnya bertemu di kantor kedutaan besar. Hubungan keduanya terasa akrab. Mereka telah berkawan lama.   

Sambutan Adam Malik pun terkesan ramah. Sebagai seorang sahabat lama yang membawa pesan dari Presiden Soeharto.

"Soeharto hanya ingin memastikan, apakah kamu tidak tersangkut masalah politik?" Tanya Adam Malik.

Hario hanya menjawab polos. Bahwa ia hanya khwatir tentang masa depan pendidikan anaknya. Adam Malik pun balik bertanya; "Mengapa kamu tidak menyekolahkan anakmu di Eropa?"

Hario menjawab, "saya tidak punya dana untuk itu. Namun, jika pemerintah berani menjamin sekolah anak-anak saya bersekolah di mana saja, Amerika atau Eropa, maka saya akan pulang bersama Bung."

Adam Malik hanya tertawa dan bersikap santai, padahal orang-orang di sekitarnya sudah gelisah.

**

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun