Konon ia memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Ahmad Yani, dan sempat menjadi ajudan Jenderal revolusi tersebut.
Begitu pula di zaman Soeharto. Dengan mudah ia mengambil hati sang presiden. Herman bahkan pernah menjadi orang dekat Soeharto ketika menjabat sebagai Komandan Komando Satgas Supersumar.
Bintang Satu tersemat di pundaknya ketika ia menjabat sebagai Komandan Korps Markas Hankam pada tahun 1970.
Sungguh sayang langkah caturnya salah. Herman kemudian akrab dengan Jenderal Soemitro yang menjabat sebagai Pangkopkamtib di dekade 70-an. Soemitro terkenal vokal dan pamornya mulai menyaingi Soeharto.
Siapa pun tak bisa menyaingi Soeharto. Jenderal Soemitro dipensiunkan, Herman pun "didubeskan." Tidak main-main. Dikirim jauh-jauh ke Madagaskar, Afrika.
Setelah menyelesaikan masa tugasnya sebagai Duta Besar, Herman kembali ke Indonesia dan menekuni banyak pekerjaan, hingga akhirnya di akhir hidupnya ia harus berurusan dengan masalah hukum akibat sebidang tanah yang dihibahkan oleh Soeharto pada akhir tahun 1960an.
 **
Nantikan kisah selanjutnya di Kompasiana dalam artikel; Herman Sudiro, Jenderal yang Lebih Dikenal Sebagai Promotor Tinju dan Bintang Film.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS