Telpon umum bertebaran di mana-mana. Duduk di atas motor, memadu rindu, sudah terbiasa menjadi pemandangan sore-sore di zaman bapakmu.
**
Uya adalah pujangga centang unyu-unyu. Jika rindu membuncah, ia ingin menuangkannya dalam tulisan. Orang di zaman bapakmu tulisannya panjang-panjang. Soalnya belum ada emotikon sebagai ungkapan cinta.
Untungnya Uya telah belajar menulis dari buyutnya Daeng KP. Si Khrisna Pabichara saja baru belajar mengeja "Ini Mas Budi."
Isi hatinya harus jelas. Harga perangko dan amplop wana-warni cukup mahal.
Uya tidak lupa menyemprotkan parfum. Bau badan abang tukang pos apeknya minta ampun. Uya tidak mau Ayu ilfil gegara itu.
**
Ini adalah salah satu kisah di hari minggu, di saat lelaki dari zaman bapakmu masih perkasa-perkasa saja.
Apa yang dilakukan oleh Uya untuk berselingkuh dengan Ayu, hanya salah satu contoh di antara puluhan cara lainnya. Ingat ya, bukan berarti bapakmu tukang selingkuh lho.
Tapi, faktanya selingkuh dan segala triknya sudah ada jauh hari sebelum bapakmu lahir.
Tidak perlu ponsel atau pun medsos. Membuktikan bapakmu masih jauh lebih lihai dari para milenial.