Uya perlu dua tiga hari untuk minta izin ke istrinya. Jadilah mesin fax yang jadi sasaran. Mesin yang baru dibeli perusahaannya itu, sangat pas dengan rencananya.
**
Dibuatlah undangan miting dari instansi bla-bla-bla. Menandakan adanya meeting penting di akhir minggu. Tepatnya di puncak, tempat yang pas untuk berjoget ala bombai.
Surat dibuat demikian meyakinkan. Tidak perlu pake potosop, cukup ketikan tangan dengan kop surat perusahaan. Bayarannya hanya sepiring gorengan, buat si sekretaris cantik sang bos. Jadilah visa perjalanan yang direstui oleh istri di rumah.
**
Uya suka main badminton. Ia mengidolakan Liem Swie King untuk sebuah alasan jelas. Bisa bersanding dengan Eva Arnaz dalam pelukan. Meskipun ia takbisa "king smash." Alasannya, kumis tipis bisa terbongkar.
Uya bersyukur mengenali olahraga ini, waktu yang terbagi di sana sekarang bisa digunakan untuk berduaan dengan Ayu. Â
Biasanya di malam hari. Berlangsung dua hingg tiga jam. Kata Engkong, berkeringat itu penting, tubuh sehat jadinya. Bapak-bapak tentu senang. Dua jam cukup untuk  rendesvouz. Toh, sama-sama berkeringat. Tujuan "olahraga" tercapai.
**
Suatu waktu Ayu dilanda rindu. Ia lupa jika medsos belum lahir di zaman itu. Merindukan kumis tipis Uya adalah hal yang menyiksa.
Apa daya, Uya takbisa ke kos-kosan Ayu. Sudah akhir bulan. Uya takut Ayu minta traktiran bakso. Beras di rumah saja belum kebeli. Namun, Uya masih punya banyak sisa recehan.