Bila engkau tiba jangan hanya berita
Datanglahhh, dengan cinta...
Lagu tersebut didengar berulang-ulang kali. Entah lewat radio transistor atau mini compo miliknya. Jamal Mirdad adalah pujaan hatinya. Doanya menjadi kenyataan.
Jadilah Ayu bertemu Uya. Kumis tipisnya mirip-mirip. Jamal Mirdad kawe dua pun tidak apa-apa. Yang penting hatinya selembut salju.
Apalagi Ayu baru saja dighosting sama si Oji. Anak muda seusia bapakmu yang baru saja mulai belajar jualan emas.
Uya yang kawakan pun dak peduli lagi. Baginya Ayu adalah bidadari. Beda-beda tipis dengan penyanyi Nia Daniati. Harus dijaga baik-baik, seperti gelas-gelas kaca.
**
Pernah suatu waktu si Ayu merengek-rengek minta dibawa ke Dufan. Sebabnya Ayu adalah mantan anak pingitan. Jangankan kolam renang, kuda guliran saja tidak pernah dinaikinya.
Ayu membayangkan mesranya ia naik kuda-kudaan yang jalan melingkar. Bagaikan dua artis Bollywood yang sedang dimabuk asmara.
Sayangnya, Uya tidak mau. Ia beralasan kumis tipisnya bisa rusak diterpa angin. Padahal, Uya malu. Mana ada lelaki berwibawa di zaman bapakmu naik kuda-kudaan.
Tapi, ide liar muncul dari kepalanya. Ia ingin menikmati malam bersama dengan sang primadona kolong jembatan. Puncak terasa lebih pas. Angin kencang dari dataran tinggi tidak akan merusak kumisnya yang tipis.