Memegang Kendali
Yan Zhang, seorang professor dari National University of Singapore mengatakan bahwa tradisi tidak akan mudah lenyap dari masyarakat Tionghoa.
Di negara modern seperti Singapura, Hong Kong, atau Taiwan saja, penduduknya masih percaya kepada takhayul. Menurutnya, selain kondisi yang kompetitif, masyarakat juga ingin merasa nyaman.
"Percaya kepada takhayul membuat orang merasa memiliki kendali, yang membuat mereka tidak terlalu cemas atau gugup,"Â kata Zhang.
Sadar bahwa orang tidak bisa memiliki kendali penuh atas hidup mereka, kepercayaan pada takhayul akan bertahan selama yang bisa dibayangkan.
Konsep Hoki pada Orang Tionghoa
Dalam artikel sebelumnya di Kompasiana, saya telah membahas mengenai konsep Hoki orang Tionghoa.
Baca juga: Bagaimana Orang Tionghoa Mengejar Hoki
Stevan Harrell, Professor Antropologi dari Universitas Washington menjelaskan bahwa hasrat orang Tionghoa terhadap hoki sudah berasal dari masa lalu.
Orang barat (atau bangsa lain) melihat keberuntungan adalah sesuatu yang acak. Namun tidak bagi orang Tionghoa. Mereka memandang Hoki adalah sesuatu yang tidak kebetulan.
"Tidak ada konsep bahwa sesuatu muncul secara acak. Ada keyakinan pada keteraturan, semacam alasan di balik segala sesuatu," kata Harrel.