Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lia Eden Meninggal Dunia, Titisan Bunda Maria hingga Membinasakan Nyi Roro Kidul

11 April 2021   16:05 Diperbarui: 11 April 2021   16:16 1379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lia Eden Meninggal Dunia, Mengaku Titisan Bunda Maria Hingga Membinasakan Nyi Roro Kidul (kumparan.com)

Lia Eden meninggal dunia. Ia lahir di Jakarta, 21 Agustus 1947. Nama lengkapnya Lia Aminuddin.

Pengalaman spiritual setiap orang bisa berbeda-beda. Apa pun itu, kedekatan kepada sang Pencipta menjadi tujuan mulianya.

Demikian pula dengan Lia Eden. Walau banyak yang mencibirnya, ia tetap kekeuh mendirikan "Kerajaan Tuhan."

Yang membuatnya kelihatan tidak biasa adalah penggabungan 3 jenis aliran agama Samawi (Yudaisme, Kekristenan, dan Islam) dalam sebuah aliran kepercayaan baru.

Tapi, ia juga menyelipkan ajaran agama-agama besar lainnya, antara lain Buddhisme, Jainisme, dan Hindu.

Lia mengaku mendapatkan wahyu dari malaikat Jibril untuk mendakwahkan aliran kepercayaannya yang juga dikenal dengan Aliran Salamullah.

Secara kontroversial, ia mengaku dirinya adalah jelmaan Bunda Maria. Ia ditugaskan untuk mengabarkan kedatangan Yesus Kristus ke muka bumi.

Mudah diduga. MUI turun tangan. Fatwa pun dikeluarkan: Lia Eden menyebarkan aliran sesat dan melarang aliran Salamullah pada bulan Desember 1997.

Lia tak mau kalah. Undang-undang Jibril pun dilesatkan. Buntut menjadi panjang. Lia Eden ditahan atas tuduhan penistaan agama.

Menerima Wangsit

Menurut Lia Eden, wangsit pertama ia terima pada tahun 1974. Saat itu ia sedang berada di serambi rumahnya, Kawasan Senen, Jakarta. Dalam pengakuannya, Lia melihat sebuah bola bercahaya kuning di udara dan lenyap di atas kepalanya.

Peristiwa ajaib kedua terjadi pada tahun 1995. Ia mengaku bertemu dengan sosok guru spiritualnya yang bernama Habib al-Huda yang mengaku sebagai malaikat Jibril.

Konon sejak saat itu, malaikat Jibril menjadi pembimbingnya sejak tahun 1997 hingga kini.

Pernyataan kontroversialnya tidak lain merupakan ujian berat dari Malaikat Jibril. Proses ujian tersebut menurutnya sangat berat, hingga akhirnya penyucian dirinya terjadi. Ia kemudian diberikan nama rohani, Lia Eden.

Lia juga mengaku bahwa Tuhan telah menyatakan bahwa Lia adalah sosok surgawi-Nya di dunia. Sebagai pasangan Jibril yang bertugas sebagai manusia.

Berperang dengan Nyi Roro Kidul

Namanya sempat menjadi trending di tahun 1999. Waktu itu, Lia bersama 75 orang Jemaah Salamullah melakukan ritual, berperang melawan Ratu Pantai Selatan, Nyi Roro Kidul.

Ritual dijalankan di bibir pantai Pelabuhan Ratu. Menurut Lia, peperangan itu dicetuskan untuk menghancurkan Nyi Roro Kidul yang disebut sebagai lambang kemusyrikan.

Tak kalah menggetarkan dari legenda, Lia Eden berteriak lantang "Allahu Akbar" berulang-ulang kali sambil menghunus sebilah keris panjang.

Menyembuhkan Orang Sakit

Lia Eden juga mengaku bisa menyembuhkan orang. Menurutnya, anugrah tersebut ia dapatkan saat ia sedang shalat tahajud. Tiba-tiba ia merasa tubuhnya menggigil.

Kemudian tangannya seperti dituntun untuk mengobati orang-orang sakit. Tidak ada penjelasan lebih lanjut mengenai aksinya ini. Siapa juga yang disembuhkan, belum ada pengakuan.

Menghentikan Lumpur Lapindo

Tahun 2000an sepertinya bukan masa keemasan bagi Lia Eden dan Jemaah Salamullahnya. Ia dipenjara dua kali pada tahun 2006 dan 2009. Tuduhannya adalah penodaan agama, melakukan perbuatan tak menyenangkan, dan menyebarkan kebencian.

Vonis tersebut tidak menurunkan "kesaktiannya." Ia bahkan menantang hakim untuk membebaskannya. Tantangannya tidak tanggung-tanggung;

"Kalau saya dibebaskan, saya akan memohon kepada Tuhan supaya lumpur Lapindo dan Gunung Merapi bisa mereda. Jika saya tidak bisa membuktikan, biarlah saya dihukum mati."

Kali Kedua Dipenjara

Kali kedua Lia divonis hukuman penjara oleh PN Jakarta Pusat pada tanggal 2 Juni 2009. Hukumannya 2 tahun dan 6 bulan. Buktinya jelas, ratusan brosur yang dinilai berisikan penistaan agama.

Minta Izin Jokowi untuk Pendaratan UFO

Setelah bebas, hukuman tidak menghentikannya bersikap kontroversial. Pada tahun 2015, Lia meminta izin Jokowi untuk mendaratkan pesawat UFO di kasawan Monas.

Menurutnya, pesawat itu adalah tumpangan malaikat Jibril untuk turun ke bumi.

"Kami berharap Presiden Jokowi bersedia memberikan izin pendaratan UFO kami," tulis Lia pada surat setebal 38 halaman, lengkap dengan kop surat yang bertuliskan "God's Kingdom" dan "Tahta Suci Kerajaan Tuhan Eden."

'Menuduh' Ahok Sebagai Reinkarnasi Hanoman dan Sun Go Kong

Pada bulan Mei 2015, Lia juga sempat berkirim surat kepada Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Isinya mendukung Ahok menjadi Presiden RI.

Menurut Lia, surat itu merupakan titah dari Tuhan melalui Malaikat Jibril.

Lia menyebutkan bahwa Ahok adalah pimpinan yang cerdas dan mampu membawa Indonesia keluar dari "keterkutukannya."

Tersebab Ahok adalah reinkarnasi dari Hanoman dan Sun Go Kong. Kera-kera sakti yang bisa menyelamatkan dunia dari segala kejahatan.

**

Kabar kematian Lia Eden ditulis pada akun instagram Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (Sejuk). Mereka menulis;

"Selamat jalan, Lia Eden. Beristirahatlah dalam kemenangan yang mahadamai. Estafet perjuanganmu berlanjut senantiasa, urusan setiap warga dengan Tuhannya tidak bisa dibatasi dan dikurangi oleh negara, apalagi dipenjara."

Tentu saja kabar ini adalah duka bagi para pengikut Salamullah dan simpatisan Lia Eden. Meskipun banyak yang mencibir, Lia Eden berhasil menarik perhatian sekelompok manusia yang mampu memahami jalan pikirannya.

Terlepas dari tindakannya yang banyak dianggap nyeleneh, Lia Eden telah memberi contoh toleransi umat beragama yang baik. Banyak pihak yang garuk-garuk kepala lantaran Majelis Taklim Salamullah Jakarta pernah mengirim sapaan selamat Natal lewat pos kepada 300 gereja di Indonesia.

"Ini untuk mengurangi ketegangan SARA," ujar Lia.

Pengalaman spiritual setiap orang bisa berbeda-beda. Apa pun itu, kedekatan kepada sang Pencipta menjadi tujuan mulianya.

Bagi pengikutnya, ikhtiar teguh untuk memegang iman hingga akhir hayat adalah perjuangan warga "untuk mengingatkan negara agar menghormati serta memberikan jaminan perlindungan dan pemenuhan hak-hal kebebasan beragama dan berkeyakinan di Indonesia."

Referensi: 1 2 3

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun