Artis kawakan Angelina Jolie menjadi seorang petugas pemadam kebakaran (damkar) di film terbarunya "Those Who Wish me Dead."
Menjadi menarik setelah film yang akan dirilis pada 14 Mei 2021 mendatang ini menggabungkan dua kejadian mendebarkan dalam sebuah film.
Di satu sisi, Angelina bertugas untuk memadamkan kebakaran hutan di daerah Montana, Amerika Serikat. Di sisi lain ia bertemu dengan seorang bocah berusia 14 tahun yang tanpa sengaja menjadi saksi sebuah pembunuhan brutal.Â
Apa yang dialami oleh Jolie di film tersebut sebenarnya tidak mencerminkan permasalahan terbesar dari petugas damkar wanita. Jelas menyelamatkan seorang bocah dari tangan para pembunuh brutal hanyalah bumbu penyedap ala Hollywood.
Sebelum melanjutkan tulisan ini, marilah kita berpikir sejenak. Andaikan kita adalah korban kebakaran, apakah akan terasa nyaman dengan kehadiran para wanita petugas pemadam kebakaran?
Tidak usah mencari jawabannya. Pemadam kebakaran identik dengan pria bertubuh kekar yang sigap menyelamatkan nyawa dan harta. Kesetaraan gender berasal dari persepsi masyarakat secara alami.
Namun, kita juga tidak bisa mengabaikan fungsi dan peranan wanita dalam kehidupan sosial. Ada istilah Polwan. Sebagai pelayan keamanan sipil, polisi wanita sudah resmi terbentuk sejak tahun 1948. Kontribusi mereka sudah jelas terlihat dalam masyarakat.
Apa bedanya?
Namun, tidak bagi petugas damkar wanita. Tidak ada istilah khusus bagi mereka. Lebih parahnya lagi, mereka sering diabaikan dan masih memperjuangkan hal sepele, yaitu;
Keraguan terhadap kemampuan kaum wanita.
Sebabnya mereka adalah bagian dari korps wanita Diskar PB Kota Bandung (Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana).
Kendati demikian, Ratika melihat pekerjaannya adalah sebuah bentuk pengabdian. Sementara resiko sendiri adalah bagian dari pekerjaan.
"Kalau luka sobek, terkena panas mah sudah biasa, kalau luka berat jangan sampai saja," ujarnya.
Tugas utama para srikandi ini memang di bagian logistik dan pelaporan. Namun, tidak jarang mereka juga terjun langsung ke lapangan. Ternyata, para wanita bisa bekerja secara efektif dibandingkan kaum lelaki.
Dibentuk pada tahun 2017.
Aksi penyelamatan wanita memang lebih tepat dilakukan oleh sesama wanita. Ada perasaan lebih nyaman bagi para korban. Selain itu, petugas wanita juga dinilai efektif untuk menenangkan anak-anak yang mengalami pasca trauma akibat kebakaran.
Walau demikian, bukan berarti mereka tidak kompeten dalam pekerjaan yang umum bagi lelaki ini.
Menurut Kurnia Saputra, Kepala Diskar PB Kota Bandung, para srikandi tersebut juga digembleng secara keras. Bahkan ada yang dilatih untuk mengendarai truk tangki damkar.
Keunggulan Petugas Damkar Wanita
Tubuh yang lebih kecil memungkinkan untuk menjangkau daerah yang sempit di daerah bencana. Selain itu, wanita memiliki bagian bawah tubuh yang lebih kuat dibandingkan lelaki.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Applied Physiology, Nutrition, and Metabolism, lelaki memang lebih cepat dari wanita dalam berlari. Tapi, soal ketahanan, wanita lah pemenangnya.
Wanita cenderung lebih lama merasa lelah dalam aktivitas sehari-harinya dibandingkan lelaki.
Sejarah Petugas Pemadam Kebakaran Wanita
Sebelum tahun 1980, menjadi petugas damkar adalah hal yang hampir mustahil bagi wanita. Hingga sejarah menempatkan Anne Barry sebagai petugas damkar Selandia Baru pada tahun 1981.
Sebenarnya Anne bukanlah yang pertama mengajukan diri menjadi petugas damkar. Sebelumnya, pelamar wanita selalu ditolak karena tidak mampu menjalani tes kebugaran yang sulit.
Kasus Anne Barry menjadi pendobrak. Setelah gagal bergabung dengan korps damkar pada tahun 1979, ia memenangkan tuntutan di pengadilan pada tahun 1981. Ia pun bergabung di korps pemadam kebakaran Selandia Baru sebagai petugas damkar wanita pertama.
Pada tahun 1982, kasus Brenda Berkman menyusul. Ia memenangkan gugatan terhadap Departemen Pemadam Kebakaran kota New York, AS atas tes kebugaran yang berat sebelah.
Brenda beserta 40 orang petugas wanita kemudian bergabung sebagai petugas pemadam kebakaran wanita pertama Amerika Serikat.
Gugatan demi gugatan yang sama terus berlangsung. Kanada menyusul setelah Mahkamah Agung Kanada resmi meloloskan undang-undang penggunaan standar tes kebugaran di Departemen Pemadam Kebakaran Kanada.
Standar tes kebugaran tetap ada, tapi dibuat terbatas untuk para pelamar wanita.
Kendati demikian minat wanita dalam bidang pekerjaan ini masih sangat terbatas. Di Inggris tercatat hanya 5% saja. Bandingkan dengan polisi (29%), paramedis (38%), dan personel militer (10%).
Penyebabnya ditenggarai akibat masih besarnya stigma tentang petugas damkar, kurangnya edukasi publik dan kurangnya informasi di media.
Gadis-gadis muda masih enggan melirik gagasan ini. Apalagi beratnya jam kerja membuat para wanita sulit berbagi waktu dengan urusan rumah tangga.
Namun, tidak bagi Sanuk Sossas. Ia adalah petugas damkar wanita di distrik Thon Burri, Thailand.
Coba lihat penampilannya sebagai petugas damkar dan sosoknya sebagai wanita. David pun akan keblinger. Ayo, siapa yang menyusul?
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H