Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kisah Si Eka, Customer Service yang Memanusiakan Manusia

6 April 2021   06:31 Diperbarui: 6 April 2021   07:25 1228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah si Eka, Customer Service yang Memanusiakan Manusia (idcloudhost.com)

Sekilas ini adalah gambaran tentang nasib Eka si customer service. Jujur, tidak mudah.

**

Pernah menelpon ke nomor pelayanan sebuah instansi? Suara robot akan menyertai dilanjutkan dengan nada-nada dering yang membosankan. Bagaimana rasanya? Apalagi dibiarkan menunggu berjam-jam lamanya.

Manusia Bukan Robot

Banyak yang bertanya kepadaku, mengapa tidak membuat mekanisme jasa pelayanan pelanggan yang lebih modern, seperti email khusus atau nomor informasi perusahaan?

Sebenarnya kami juga menyediakan beberapa jalur lain. Misalkan email informasi, medsos, dan nomor whatsapp informasi. Tapi, hotline menjadi lebih populer karena di sini para pelanggan bisa langsung memesan barang.

Saya sih bisa memaklumi. Sebabnya manusia itu memang suka dilayani secara instan. Dan oleh manusia. Suara orang itu terasa jauh lebih menyejukkan dibandingkan pesan tertulis lho. Apalagi jika dilayani robot yang tak jelas.

Kepentingan Perusahaan

Lagipula, siapa sih yang menyangkal kalau customer service adalah bagian yang terpenting dari sebuah perusahaan? Saya sendiri merasakan manfaatnya.

Perusahaan yang bergerak di bidang bahan dan peralatan kuliner di kota Makassar itu berjubel jumlahnya. Meskipun baru di bidang ini, saya bisa merasakan manfaat dari kekuatan customer service.

Jumlah pelanggan semakin hari semakin meningkat. Tersebab perusahaan lain yang merasa lebih superior, mulai ditinggalkan karena keluhan pelanggan tidak pernah diladeni.

Pelanggan yang Merasa Terabaikan

Kami memiliki mekanisme untuk mengecek pelanggan mana yang sudah lama tidak membeli. Biasanya mereka akan dihubungi kembali. Sekedar menanyakan kabar.

Langganan seperti ini biasanya hanya terdiri dari dua jenis. Yang sudah tidak berjualan lagi, atau yang merasa manfaat di toko sebelah lebih bagus. Biasanya sih masalah harga atau ketersediaan barang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun