Bayarannya termasuk teori dan juga praktek. Sang guru harus menunjukkan kemampuan nampanya yang dicontohi kepada murid.
Yamada sendiri adalah pria lajang berusia 30 tahun. Ia pertama kali belajar nampa dari gurunya 10 tahun sebelumnya. Meski sebagai seorang guru, Yamada tidak pernah membuka identitasnya kepada keluarga maupun sahabatnya.
Ia melakukan hobinya sendiri, dan juga mengajari orang-orang terpilih dengan penuh kerahasiaan.
Yamada juga menceritakan pengalamannya selama 10 tahun melakukan nampa. Kebanyakan sasarannya adalah wanita muda yang berusia 20 tahunan. Sedangkan "sekolahnya" ia bangun sekitar 5 tahun terakhir. Muridnya ada sekitar 100 orang.
"Ya, kira-kira dalam sebulan ada saja satu dua murid yang ingin belajar nampa," ungkap Yamada.
Semuanya adalah orang Jepang. Tidak ada orang asing, sebabnya Yamada tidak bisa berbahasa lain, kecuali Jepang.
Apakah kegiatan nampa melanggar hukum?
Scout sendiri adalah kegiatan perekrutan wanita muda untuk diajak sebagai artis porno atau prostitusi terselubung. Bayaran yang diterima oleh sang wanita cukup besar. Bisa puluhan hingga ratusan ribu yen.
Para scout juga mendapatkan bayaran yang tinggi. Jauh lebih banyak daripada menjadi guru Nampa. Tidak heran jika banyak nampa professional yang tergiur menjadi scout. Tapi, Yamada tidak melakukan itu.
"Resikonya besar. Melanggar hukum dan bisa kena delik pidana." Pungkas Yamada.