Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ir. Sutami, Menteri Termiskin di Indonesia, Listrik Saja Tidak Punya

19 Maret 2021   06:48 Diperbarui: 19 Maret 2021   06:54 1591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ir. Sutami, Menteri Termiskin di Indonesia (sumber: merdeka.com)

Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di Kabinet Jokowi, disebutkan bahwa Suharso Monoarfa, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional adalah yang termiskin. Di saldonya hanya ada uang sebesar 84 juta rupiah saja.

Kendati demikian, bukan berarti ia masuk dalam kategori penduduk miskin. Hanya saja hartanya tak sebanyak Menteri-menteri lain. Paling tidak ia masih bisa membayar tagihan listrik di rumahnya.

Tapi, tidak demikian bagi Ir. Sutami. Mendapat gelar sebagai Menteri termiskin sepanjang sejarah Indonesia, Ir. Sutami benar-benar hidup di ambang kemiskinan.

**

Dua orang insinyur bertemu dengan presiden Soekarno di Istana Negara. Tujuannya untuk membahas cara yang paling efisien untuk membangun Jembatan Semanggi.

Bukannya memberi solusi. Keduanya justru berdebat mengenai teori masing-masing. Dua orang itu bernama Sutami dan David Cheng. Saat itu Sutami baru saja diangkat menjadi Direktur Utama Hutama Karya, perusahaan negara yang bergerak di bidang konstruksi.

Sutami mengusulkan agar jembatan tersebut dibangun dengan menggunakan konstruksi prategang tanpa menggunakan tiang. Usulan itu ditolak oleh Insinyur Cheng karena belum pernah dilakukan di Indonesia bahkan masih jarang di dunia.

Sukarno gerah dan kehilangan kesabaran. Ia memarahi Sutami;

"Awas, Sutami! Kamu jangan main-main dengan nama baik bangsa dan negara. Kalau engkau berpetualang, engkau akan digantung!" ucap Soekarno lantang.

Bukannya takut, Sutami kembali menghardik Soekarno;

"Tetapi itu memang pendapat saya, berdasarkan perhitungan cermat."

Ir. Sutami, Menteri Termiskin di Indonesia (sumber: kompas.com)
Ir. Sutami, Menteri Termiskin di Indonesia (sumber: kompas.com)
Keberanian Sutami membuat Soekarno kagum. Serangkaian penyelenggaraan proyek mercusuar yang dicanangkan oleh Soekarno menyambut Asian Games IV, 1962 pun diserahkan padanya.

Projek Jembatan Semanggi yang ambisius. Pada awalnya dipandang sebelah mata oleh banyak pihak. Pada akhirnya menuai pujian. Strukturnya inovatif. Pertama di Indonesia dan hanya segelintir di dunia.

Projek berikutnya adalah menjadi Menteri. Sukarno mengangkatnya sebagai Menteri Pekerjaan Umum di Kabinet Dwikora pada 1966. Ia diberi tugas untuk menangani proyek mercusuar Soekarno. Di antaranya adalah Stadion Utama Senayan dan Gedung DPR/MPR.

Ir. Sutami, Menteri Termiskin di Indonesia (sumber: news.detik.com)
Ir. Sutami, Menteri Termiskin di Indonesia (sumber: news.detik.com)
Masa kecilnya penuh lika-liku. Ayahnya adalah seorang pegawai di Keraton Surakarta. Sang ayah berharap Sutami menjadi seorang seniman jawa. Gamelan dan tari Jawa pun dipelajarinya. Hidup dengan mengemban nilai-nilai Jawa adalah harapan sang ayah.

Namun, takdir berkata lain. Sutami lebih menyukai hitung-hitungan begitu mengenal pelajaran matematika. Insinyur menjadi cita-citanya. Dikejarlah impian sampai ke Bandung. Pada tahun 1950 Sutami resmi menjadi mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB).

Karirnya brilian. Setelah lulus ia menjadi asisten pengajar di Akademi Teknik Departemen Pekerjaan Umum. Keuletannya membuahkan hasil. Tidak sampai lima tahun ia diangkat menjadi Direktur Utama Perusahaan Hutama Karya.

Ir. Sutami, Menteri Termiskin di Indonesia (sumber: news.detik.com)
Ir. Sutami, Menteri Termiskin di Indonesia (sumber: news.detik.com)
Politik bergejolak di negeri ini. Sutami tidak berafiliasi. Hal ini sesuai dengan prinsip hidupnya bahwa seorang insinyur harus bersikap netral dan objektif.

"Politikus bisa berbohong, tetapi sangat mustahil bagi teknisi untuk memanipuliasi fakta," ujar Sutami.

Mungkin karena inilah ia kembali diangkat menjadi Menteri PU di zaman Soeharto. Budaya Jawa selalu menjadi pegangan hidupnya. Mungkin karena ini dirinya dekat dengan Soeharto. Ia dengan mudah menerjemahkan visi pembangunan orde baru ke dalam berbagai proyek.

Proyek mercusuar tidak lagi ditanganinya. Di kabinet Pembangunan, Sutami berfokus memelopori pembangunan waduk besar, irigasi, dan pusat pembangkit tenaga listrik.

Walaupun sebagai Menteri PU, Sutami tidak hanya berfokus pada pembangunan. Solusi komprehensif juga ia lakukan. Menurutnya, pulau Jawa sangat rawan terancam bencana ekologis. Caranya selain membangun infrastruktur kerakyatan.

Konsep infrastruktur kerakyatan juga ia laksanakan penuh perhatian. Ia kerap berkeliling ke pelosok tujuan transmigrasi bermasalah. Hal tersebut ia wujudkan dengan lebih berfokus pada proyek kecil seperti jembatan desa atau irigasi kecil. Ia bahkan rela berjalan kaki dan bergabung dengan rakyat kecil untuk mewujudkan impiannya.

Baginya, pembangunan seharusnya bermanfaat bagi rakyat kecil. Daripada pembangunan raksasa yang menunjang perluasan industri.

"Gunung berapi, irigasi, dan jembatan adalah pacar-pacar saya," ujar Sutami (Tempo, 22.11.1980).

Ir. Sutami, Menteri Termiskin di Indonesia (sumber: news.detik.com)
Ir. Sutami, Menteri Termiskin di Indonesia (sumber: news.detik.com)
Kesederhanaan yang diyakini oleh Ir. Sutami inilah yang memberikannya cap sebagai "Menteri Termiskin di Indonesia." Bukan karena negara miskin atau ia minim perhatian. Namun, Sutami sendirilah yang menolak segala fasilitas pemerintah yang seharusnya ia dapatkan.

Rumahnya di jalan Imam Bonjol adalah rumah yang ia beli dengan cara menyicil. Lunas setelah ia pensiun. Rumah tersebut jauh dari kesan mewah. Tidak pernah direnovasi. Bahkan atapnya pun bocor.

Yang lebih memprihatinkan lagi, rumahnya di Solo diputus listriknya oleh PLN. Ia tak mampu membayar tagihan listrik. Padahal saat itu, ia sendiri adalah Menteri Pekerjaan umum dan Tenaga Listrik. (Kabinet Pembangunan I).

Di saat ia pensiun, semua fasilitas negara dikembalikan. Bahkan mobil dinasnya. Saat itu seorang pengusaha berniat memberinya mobil. Namun, Sutami menolaknya. Ia hanya meminta sedikit diskon dari sang pengusaha.

Ir. Sutami, Menteri Termiskin di Indonesia (sumber: suarapersatuan.com)
Ir. Sutami, Menteri Termiskin di Indonesia (sumber: suarapersatuan.com)
Selain "Menteri Termiskin," Sutami juga mendapat gelar "Menteri yang Tak Punya Udel." Gelar ini ia peroleh dari para wartawan. Sebabnya terkait dengan kebiasaanya berjalan kaki hingga berpuluh-puluh kilometer.

Tujuannya jelas bukan pencitraan. Dengan berjalan kaki, maka Sutami yakin bisa memahami manfaat pembangunan bagi rakyat kecil. Sekaligus langsung mendeteksi permasalahan dan menyelesaikannya.

Terlepas dari sikapnya yang tidak biasa. Ia adalah Menteri Pekerjaan Umum terpanjang masa jabatannya. Dua era presiden, tujuh kabinet kementerian, dan 14 tahun.

Sutami juga menjadi Menteri kesayangan dari Soekarno dan Soeharto. Presiden Soekarno sering mengundang Sutami sarapan bersama di Istana. Di masa Orde Baru, Soeharto sering mengunjungi Sutami pada saat sakit.

Sutami baru berhenti menjadi Menteri atas kemauannya sendiri. Tersebab kondisi kesehatannya yang semakin memburuk. Kabar yang beredar, penyakit Sutami timbul akibat kekurangan gizi dan kelelahan.

Dilansir dari sumber (Kompas, 21.03.1078), Sutami mulai dirawat di rumah sakit sejak 12 Maret 1978 akibat penyakit lever kronis. Selama dua tahun ia terbaring hingga akhirnya tutup usia pada tanggal 13 November 1980. Ia meninggal pada usia 52 tahun.

Sutami, Mneteri Termiskin di Indonesia (sumber: news.detik.com)
Sutami, Mneteri Termiskin di Indonesia (sumber: news.detik.com)
Hampir setahun kemudian, tepatnya pada tanggal 16 Desember 1981, Soeharto meresmikan bendungan Karangkates. Dalam peresmian tersebut, Soeharto membacakan pidato penghormatannya pada Sutami.

"[...] Kita semua tahu, beliau itu, kita semua merasakan rintisan pembangunan proyek-proyek besar yang diilhami pikiran karya-karya Sutami. Beliau telah mematrikan namanya sebagai pejuang pembangunan yang besar."

Peresmian bendungan dan PLTA Karangkates pun diubah secara resmi oleh Presiden Soeharto saat itu menjadi "Bendungan dan PLTA Prof. Dr. Ir. Sutami."

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun