Projek Jembatan Semanggi yang ambisius. Pada awalnya dipandang sebelah mata oleh banyak pihak. Pada akhirnya menuai pujian. Strukturnya inovatif. Pertama di Indonesia dan hanya segelintir di dunia.
Projek berikutnya adalah menjadi Menteri. Sukarno mengangkatnya sebagai Menteri Pekerjaan Umum di Kabinet Dwikora pada 1966. Ia diberi tugas untuk menangani proyek mercusuar Soekarno. Di antaranya adalah Stadion Utama Senayan dan Gedung DPR/MPR.
Namun, takdir berkata lain. Sutami lebih menyukai hitung-hitungan begitu mengenal pelajaran matematika. Insinyur menjadi cita-citanya. Dikejarlah impian sampai ke Bandung. Pada tahun 1950 Sutami resmi menjadi mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB).
Karirnya brilian. Setelah lulus ia menjadi asisten pengajar di Akademi Teknik Departemen Pekerjaan Umum. Keuletannya membuahkan hasil. Tidak sampai lima tahun ia diangkat menjadi Direktur Utama Perusahaan Hutama Karya.
"Politikus bisa berbohong, tetapi sangat mustahil bagi teknisi untuk memanipuliasi fakta," ujar Sutami.
Mungkin karena inilah ia kembali diangkat menjadi Menteri PU di zaman Soeharto. Budaya Jawa selalu menjadi pegangan hidupnya. Mungkin karena ini dirinya dekat dengan Soeharto. Ia dengan mudah menerjemahkan visi pembangunan orde baru ke dalam berbagai proyek.
Proyek mercusuar tidak lagi ditanganinya. Di kabinet Pembangunan, Sutami berfokus memelopori pembangunan waduk besar, irigasi, dan pusat pembangkit tenaga listrik.
Walaupun sebagai Menteri PU, Sutami tidak hanya berfokus pada pembangunan. Solusi komprehensif juga ia lakukan. Menurutnya, pulau Jawa sangat rawan terancam bencana ekologis. Caranya selain membangun infrastruktur kerakyatan.