Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Mengapa Orang Indonesia Jago Bulutangkis?

18 Maret 2021   04:57 Diperbarui: 18 Maret 2021   07:49 2832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak heran ketika piala Thomas pertama kali menjadi turnamen internasional, kedua negara tersebut menjadi lawan yang hebat bagi peserta lain. Malaya bahkan berhasil menggondol piala Thomas di ajang internasional untuk pertama kalinya.

Di Indonesia, olahraga ini telah dikenal di kalangan masyarakat sebelum zaman pendudukan Jepang. Beberapa pemain bahkan sudah masuk dalam taraf pemain internasional. Ferry Sonnevile misalnya.

Piala Thomas diboyong ke Indonesia (sumber: jakarta.go.id)
Piala Thomas diboyong ke Indonesia (sumber: jakarta.go.id)
Akan tetapi, kompetisi resmi untuk memperebutkan kejuaraan di Indonesia baru berlangsung pada tahun 1954.   

Keterlibatan Indonesia pertama kali di ajang bergengsi ini membuahkan hasil yang memuaskan. Ferry Sonnevile dan kawan-kawan berhasil memboyong piala Thomas ke tanah air melalui hasil pertandingan yang mengesankan dan mutlak melawan Malaya.

Indonesia sendiri sebenarnya juga diuntungkan dari sisi sosiologi. Ada sebuah pernyataan menarik dari Colin Brown, Universitas Curtin. Menurutnya;

"Popularitas olahraga ini terbentuk karena awalnya badminton banyak diminati oleh kaum minoritas (khususnya etnis Tionghoa)."

Ada dua hal yang mendasar;

Pertama, cukong-cukong Tionghoa banyak mempromosikan olahraga ini. Mereka mengeluarkan kocek sendiri untuk membuat kompetisi ini menjadi populer hingga dikenal luas ke seluruh lapisan masyarakat.

Kedua, badminton tidak dikategorikan sebagai olahraga resmi Hindia Belanda hingga akhir 1930. Dari 20 asosiasi olahraga di Jawa, takada asosiasi bulutungkis. Hal ini membuktikan bahwa warga Belanda tidak tertarik.

Dibandingkan dengan sepak bola, jelas ini merupakan keuntungan. Badminton dapat tumbuh berkembang tanpa adanya campur tangan politik dari pihak penjajah. Membuatnya dapat tumbuh alami hingga ke masyarakat bawah.

Ferry Sonnevile (sumber: indosport.com)
Ferry Sonnevile (sumber: indosport.com)
Ferry Sonnevile berkata;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun