Lopa terkejut dengan pemberian itu. Dengan segera ia datang ke rumah kawannya. Apa yang ia katakan membuat kawannya tak bisa berkata apa-apa. Kecuali terharu.
"Saya tahu enkau iklhas. Akhlakmu pun terpuji. Saya tahu pula usahamu berjalan di jalur lurus. Namun, maafkan saya tidak bisa menerima uang ini. Kita bersahabat saja, ya."Â Ungkap Lopa.
**
Kisah yang tertulis hanyalah contoh kecil bagaimana seorang Baharuddin Lopa menjalankan amanahnya sebagai seorang penegak hukum. Tidak ada warna abu-abu. Yang ada hanyalah hitam atau putih.
**
Tepat 30 Juni 2001, Presiden Gus Dur tiba-tiba terhenyak. Ia masuk ke kamar dan mengurung diri. Saat keluar dari kamarnya, Gus Dur bergelinang air mata.
"Malam ini, salah satu tiang langit Indonesia telah runtuh."Â Ucap Gus Dur.
Tak ada satu pun yang mengerti maksud perkataan Gus Dur. Hingga tiga jam kemudian datanglah berita dari Riyadh.
Baharuddin Lopa telah dipanggil Allah SWT.
Ternyata "Tiang Langit" adalah sosok Baharuddin Lopa, sang patriot hukum sejati.
**