Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

"Okkots" atau "Balogat," Sama Aja

25 Februari 2021   20:23 Diperbarui: 25 Februari 2021   21:06 3352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali logat kita mengungkapkan banyak hal mengenai identitas kita. Sayangnya, ia juga seringkali menimbulkan stereotip bagi pemiliknya.

"Cantik-cantik kok Medhok." Justifikasi bahwa mereka yang cantik harus bertutur bahasa yang baik. Padahal tidak ada salahnya dengan logat yang dibawa.

Seorang pakar lingusitik dari Universitas Manchester menyatakan bahwa logat daerah tertentu diidentikkan dengan watak dan tabiat tertentu. Steroetip ini berlaku umum. Ia akan mempengaruhi kehidupan sosial dan professional. Diambil dari sumber (bbc.com), Chi Luu, seorang pakar linguistik mengatakan bahwa;

"Para pendengar dapat menghubungkan seluruh sifat pribadi yang tidak terkait dengan seorang penutur. Mulai dari berat badan, daya tarik fisik, status sosial, intelejensi, pendidikan, karakter yang baik, sosialibilitas, bahkan kriminalitas."

Meskipun tidak selamanya demikian, kadang kita sering mengidentifikasikan logat daerah yang terlalu kental dengan level edukasi yang tidak terlalu tinggi.

Anda bisa saja memiliki tampan rupawan atau kulit halus mulus bak dewi Firdaus. Tapi, begitu Anda membuka mulut, tetap saja logat Anda akan berkhianat.

Akibatnya, sejumlah orang akan dengan sengaja mengubah logat mereka. Sterotip yang terbentuk membuat mereka berharap lebih "manusiawi" dengan logat baru yang diadopsinya.

Bahkan politisi papan atas sekelas Hillary Clinton juga ditenggarai mengubah aksennya, agar kelihatan lebih merakyat. Ia dituduh mengadopsi beberapa gaya berbahasa yang berbeda-beda tergantung siapa pendengarnya.

**

Saya termasuk orang yang "beruntung" bisa menyesuaikan okkots atau balogat. Tergantung dengan siapa dan untuk tujuan apa. Jelas, sebagai seorang pembicara publik, kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar diperlukan.

Bahkan untuk bahasa Mandarin saja yang tidak sepenuhnya dikuasai, saya termasuk cepat menyesuaikannya dengan logat selatan (Guangzhou) maupun utara (Beijing dan sekitarnya). Hanya dalam beberapa jam setelah berinteraksi dengan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun