Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

"Bakar Uang" Sudah Dikenal oleh Masyarakat Tionghoa Sejak Ribuan Tahun Lalu

17 Februari 2021   07:07 Diperbarui: 18 Februari 2021   08:36 3256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Uang Arwah (sumber: tridharma.or.id)

Ilustrasi Uang Arwah (sumber: tridharma.or.id)
Ilustrasi Uang Arwah (sumber: tridharma.or.id)
Tidak usah memperdebatkan apakah para leluhur bisa menikmati uang yang dipersembahkan kepada mereka. Filsafat Tionghoa mengajarkan kita bahwa ritual kadang merupakan perlambang sederhana dari sebuah ajaran moral.

Pesan moral dari ritual ini adalah bahwa pada dasarnya manusia harus memiliki wujud bakti selama ia masih hidup. Bahwasanya kita tidak bisa melupakan jasa orang-orang tua yang telah berjasa bagi diri kita.

Persembahan uang arwah (meskipun kadang salah kaprah), telah melambangkan usaha kita untuk selalu mengenang jasa mereka yang telah mendahului.

Sikap ini juga bisa menjadi sebuah empati untuk merasakan apa yang (mungkin) telah terjadi bagi mereka yang telah berada di sana. Tiada bedanya dengan berdoa dan memohon agar amal ibadah mereka diterima di sisi Nya.

Bagi yang ragu, sejujurnya kita tidak tahu apakah uang tersebut akan bisa dinikmati nantinya. Sebabnya kita belum meninggal dan tidak tahu apakah yang benar-benar berlaku di sana.

Namun, sekali lagi tidak usah diperdebatkan. Manusia memang kadang harus disentil agar ia menjadi lebih baik. Jika tradisi ini tidak ada, maka mungkin saja orang tionghoa tidak memiliki kebudayaan yang bisa dilakukan untuk menghormati jasa orangtua yang telah mendahuluinya.

Kalaupun para mendiang tidak bisa mendapatkan manfaat langsung dari pembakaran uang ini, minimal mereka akan merasa senang karena sudah didoakan oleh sanak keluarga yang masih hidup.

Pembakaran uang kertas adalah wujud lain dari doa dan harapan. Ia juga sangat berguna untuk melatih diri kita untuk mengembangkan rasa hormat kepada para pendahulu kita.

Semoga Bermanfaat!

Referensi: 1 2 3 4

SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia - versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun