Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Naskah Asli "Alice in Wonderland," Kampanye Narkoba dan Literasi Porno Pertama di Dunia?

2 Februari 2021   18:19 Diperbarui: 2 Februari 2021   18:33 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Ratu Victoria (sumber: id.rbth.com)

"Kalau kamu menelan pil biru, usailah kisahnya, kamu terbangun di ranjang dan mempercayai apapun yang kamu ingin percaya."

"Kalau kamu menelan pil merah, kamu tetap berada di Wonderland, dan saya akan menunjukkan kepadamu betapa dalamnya lubang sarang kelinci itu."

Unsur Politik Praktis

Pandangan Dodgson terhadap Ratu Victoria tidak terlalu jelas, meskipun sang Ratu menyenangi bukunya. Banyak pengamat yang menghubungkan kisah pada "Alice in Wonderland" ini sebagai bentuk pandangan politik Dodgson sendiri.

Sistem hukum yang kacau balau pada zaman Ratu Victoria dilambangkan dengan suasana aneh tempat Alice terdampar. Dalam kisah juga disebutkan bagaimana Alice mendulang bencananya sendiri ketika mencoba memaksakan nila-nilainya sendiri kepada kaum pribumi. Menurut pengamat, hal ini dikiaskan sebagai protes Dodgsong terhadap proses kolonialisme di zaman Victoria.

Foto Ratu Victoria (sumber: id.rbth.com)
Foto Ratu Victoria (sumber: id.rbth.com)
Satu hal yang menarik, Dodgson adalah dosen matematika. Tidak heran jika ceritanya ditaburi dengan perumpamaan aritmetika dan geometri. Alice ditantang memecahkan rangkaian teka-teki oleh Mad Hatter. Ternyata pada akhirnya jawaban teka-teki tidak berguna dan tidak ada jawabannya.

Latar belakang Dodgson membuat dirinya adalah seorang yang logis. Namun, Wonderland adalah dunia yang penuh dengan hal-hal yang tidak logis. Dan mungkin pesan terpenting Dodgson bagi generasi mendatang adalah;

Dunia adalah tempat yang edan, dan semua harapan hanya akan membawa frustasi. Dengan begitu banyaknya teori, pada akhirnya kita akan bingung seperti Alice.

Tokoh Mad Hatters yang diperankan oleh Johnny Depp (2010). Sumber: youtube.com
Tokoh Mad Hatters yang diperankan oleh Johnny Depp (2010). Sumber: youtube.com
Semoga saja para kritikus dan pengamat salah menafsirkan cerita dongen Alice in Wonderland ini. Jika tidak, maka kita harus menerima fakta bahwa alam bawah kita telah "diperkosa" untuk menerima konsep moralitas bobrok.

Namun, menurut penulis, Dodgson hanyalah seorang visioner pencinta anak kecil. Ia sama sekali tidak bermaksud untuk menyelundupkan kampanye negatif ke dalam otak anak kecil.

Adalah para pengamat ambisius dan kritikus yang telah berubah menjadi politikus dengan mengungkapkan semua teori misterius ini. Sebagaimana ungkapan Dodgson dalam kutipannya;

"If everybody minded their own business, the world would go around a great deal faster than it does."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun