Selain itu, secara natural kelompok mereka terbagi atas dua bagian besar. Kawanan pertama adalah kawanan jantan, sementara yang kedua terdiri dari kaum maternal induk dan anak.
Kerbau muda akan hidup dalam kelompok maternal, hingga mereka berusia 3 tahun. Setelah itu para "pemuda" tersebut akan meninggalkan kelompok maternal dan bergabung dengan kaum pejantan.
Kerbau itu Hama
Jika kita mengenal kerbau sebagai ternak peliharaan yang jinak, tidak demikian di alam liar. Di Afrika mereka dianggap sebagai hama. Mereka cukup sering terlihat menerobos pagar pembatas petani dan menghancurkan ladang milik petani.
Selain itu, mereka juga terkenal sebagai hewan yang menyebarkan penyakit kepada ternak, khususnya tuberculosis dan berbagai jenis penyakit lainnya.
Kerbau itu Hampir Punah
Rangkaian konflik dengan manusia membuat jumlah kerbau liar semakin tergerus. Saat ini mereka telah berstatus "hampir terancam" dengan jumlah di alam liar yang tersisa 400 ribu saja.
Mereka juga termasuk hewan yang dengan tingkat kelahiran yang rendah. Satu betina hanya bisa melahirkan satu anak saja setelah 9 higga 11 bulan hamil. Inilah yang menjadi alasan mengapa eksistensi mereka terancam.
Kerbau itu Demokratis
Siapa yang menyangka jika sikap kerbau yang sering dihubungkan dengan "keras kepala" ternyata adalah hewan yang demokratis. Keunikan dari kerbau liar adalah melakukan proses voting oleh seluruh anggota kelompok untuk menentukan ke mana arah selanjutnya mereka akan pergi.
Ditulis dalam Animal Diversity, bahwa cara kelompok kerbau menentukan arah selanjutnya adalah dengan pandangan. Jika mayoritas kelompok memandang ke arah yang sama, maka ke sanalah mereka akan pergi selanjutnya.