Karena tidak punya panci dan alat masak lainnya, ia lantas melumuri ayam tersebut dengan lumpur dan membakarnya. Ia terus membakarnya, hingga lumpur yang melumuri ayam tersebut menjadi kering. Ketika lumpur yang mengering dibuka, ayam tersebut menimbulkan aroma yang harum dan daging yang sangat lezat.
Tanpa ia sadari, pada saat itu Kaisar sedang berada di dekatnya, berjalan-jalan bersama para pengawalnya. Tertarik dengan aroma daging ayam yang begitu harum, sang Kaisar pun berhenti dan bersama-sama dengan sang pengemis menikmati masakan tersebut.
Sang Kaisar yang terpesona dengan kelezatan masakan ini, kemudian meminta sang pengemis untuk mengajarkan cara pembuatannya.Â
Akhirnya, sang Kaisar memberikan nama makanan tersebut dengan 'Ayam Pengemis,' untuk menghormati sang pengemis yang telah menemukan resep yang begitu lezatnya.
Sejak saat itu, makanan ini resmi menjadi salah satu menu pilihan di 'Kota Terlarang' (Forbidden City), China. Hingga kini, masakan ini masih bisa ditemukan pada beberapa restoran terkenal. Selain "Ayam Pengemis," masakan ini juga memiliki nama lain, yaitu "Rich and Noble Chicken." (Ayam Bangsawan Kaya).
Crossing The Bridge Noodles (Mie Menyeberangi Jembatan)
Zaman dulu di daerah Mengzi, sebelah tenggara provinsi Yunan, terdapatlah Danau Selatan yang terkenal dengan pemandangannya yang indah. Banyak cendekiawan yang menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat belajar sebelum mengikuti ujian kerajaan yang sulit.
Dikisahkan ada seorang istri dari salah satu cendekiawan yang sedang berada di sana, mempersiapkan diri mengikuti ujian kerajaan. Sang istri yang setia setiap hari memasak makan siang untuk suaminya yang belajar di seberang danau.
Untuk itu, maka sang istri harus menempuh perjalanan menyeberangi jembatan untuk bertemu dengan suaminya. Namun, karena jaraknya yang cukup jauh, makanan tersebut menjadi dingin dan tidak segar lagi.
Suatu hari, sang istri menemukan cara sederhana terhadap masalah ini. Yang ia lakukan hanyalah menutup kuah dengan lapisan minyak panas dari lemak ayam. Dengan demikian, masakan akan tetap terasa panas, meski dalam waktu yang lama.
Dengan teknik terbarunya, sang istri bisa menambahkan mie yang bisa dimakan dengan kuah yang masih panas tersaji. Bukan hanya mie, konon kuah yang masih sangat panas masih mampu memasak potongan daging, ikan, atau sayuran yang dimasukkan ke dalamnya.Â