Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Festival Dongzi, Yuk Makan Onde biar Makin Manis dan Harmonis

21 Desember 2020   12:08 Diperbarui: 21 Desember 2020   12:13 1852
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari raya Imlek merupakan hari raya terbesar bagi masyarakat Tionghoa. Dirayakan setiap tanggal 1 bulan 1 menurut penanggalan lunar (imlek), makna tradisinya berasal dari perayaan festival musim semi.

Akan tetapi, imlek bukanlah satu-satunya hari yang wajib dirayakan. Ada pula festival Zhonghe yang biasanya juga dikenal sebagai festival kue bulan. Juga ada festival Chungbeng yang umumnya ditandai dengan ziarah kubur, dan yang akan dirayakan di bulan Desember adalah festival Dongzi, atau yang lebih umum dikenal sebagai perayaan onde.

Baca juga: Festival Chungbeng, Para Leluhur akan Memahami arti Social Distancing

Baca juga: Festival Kue Bulan, Tradisi yang Berasal dari Pemberontakan dan Pergeseran Makna bagi Para Jomlo

Pada tahun 2020, menurut penanggalan Imlek, perayaan onde ini jatuh pada hari ini, tanggal 21 Desember 2020. Di pagi hari, para keluarga Tionghoa sudah sibuk mempersiapkan onde warna-warni untuk disantap bersama keluarga.

Meskipun telah ada sejak zaman Dinasti Han (206-220 M), hingga kini warga keturunan Tionghoa di berbagai belahan bumi, masih menjaga kelestariannya. Salah satu yang membuatnya dapat terjaga dengan baik adalah karena selera onde masih relevan dengan zaman now.

Onde sendiri adalah pegangan berbentuk bulat yang terbuat dari beras tanpa isi. Tapi seiring dengan perkembangannya, onde kini bisa terbuat dari berbagai bahan yang tak hanya tepung beras, salah satunya adalah kentang tumbuk.

Selain itu, onde yang awalnya tanpa isi, kini telah hadir dengan berbagai jenis isian, seperti kacang tanah, cokelat, bahkan keju krim. Dalam penyajian, onde akan disertakan bersama dengan kuah jahe dan gula. Mangkuk penyajian harus berbentuk bulat, dan dimakan di atas meja bulat.

Mengapa bulat? Seperti biasa, masyarakat Tionghoa selalu mengisi hidupnya dengan penuh makna filosofis. Konon bentuk bulat melambangkan eratnya ikatan persaudaraan. Sementara kuah gula yang manis menandakan hubungan antara keluarga yang manis.

Selain itu bulat juga mewakili keharmonisan, sehingga diharapkan agar seluruh anggota keluarga yang memakannya akan semakin erat hubungannya. Onde juga dipercayai melambangkan keseimbangan alam (Yin-yang) yang berisikan lima elemen Wu-Xing di dalamnya. Onde merah menandakan Api, hijau menandakan Kayu, kuning melambangkan Logam, biru melambangkan Air, dan coklat melambangkan Tanah.

Dongzi sendiri memiliki arti musim dingin yang panjang. Itulah mengapa perayaan ini selalu berada pada bulan desember. Uniknya, meskipun menggunakan sistem penanggalan imlek, festival perayaan onde ini hanya jatuh pada tanggal 21 atau 22 Desember saja.

Ada berbagai kepercayaan yang berbeda terhadap festival ini. Di antaranya, onde juga adalah perwujudan dari panjang usia, sehingga siapapun yang memakannya harus memikirkan onde sebagai makanan panjang umur.

Kepercayaan lainnya, jika ada anggota keluarga yang hamil membakar onde, dan ondenya pecah, maka bayinya akan berjenis kelamin wanita. Jika tetap utuh, maka ia akan mendapatkan bayi lelaki.

Di balik semua tradisi ini, masyarakat Tionghoa hingga kini masih menjadikannya sebagai perayaan keluarga rutin. Makna filosofis yang dalam akan terasa nyaman dengan sajian onde yang gurih dan lezat.  

Selamat merayakan Festival Dongzi. Semoga makna onde akan senantiasa menjaga keharmonisan dan keutuhan bangsa ini.

Referensi: 1 2 3 

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun