Hari raya Imlek merupakan hari raya terbesar bagi masyarakat Tionghoa. Dirayakan setiap tanggal 1 bulan 1 menurut penanggalan lunar (imlek), makna tradisinya berasal dari perayaan festival musim semi.
Akan tetapi, imlek bukanlah satu-satunya hari yang wajib dirayakan. Ada pula festival Zhonghe yang biasanya juga dikenal sebagai festival kue bulan. Juga ada festival Chungbeng yang umumnya ditandai dengan ziarah kubur, dan yang akan dirayakan di bulan Desember adalah festival Dongzi, atau yang lebih umum dikenal sebagai perayaan onde.
Baca juga: Festival Chungbeng, Para Leluhur akan Memahami arti Social Distancing
Baca juga: Festival Kue Bulan, Tradisi yang Berasal dari Pemberontakan dan Pergeseran Makna bagi Para Jomlo
Pada tahun 2020, menurut penanggalan Imlek, perayaan onde ini jatuh pada hari ini, tanggal 21 Desember 2020. Di pagi hari, para keluarga Tionghoa sudah sibuk mempersiapkan onde warna-warni untuk disantap bersama keluarga.
Meskipun telah ada sejak zaman Dinasti Han (206-220 M), hingga kini warga keturunan Tionghoa di berbagai belahan bumi, masih menjaga kelestariannya. Salah satu yang membuatnya dapat terjaga dengan baik adalah karena selera onde masih relevan dengan zaman now.
Onde sendiri adalah pegangan berbentuk bulat yang terbuat dari beras tanpa isi. Tapi seiring dengan perkembangannya, onde kini bisa terbuat dari berbagai bahan yang tak hanya tepung beras, salah satunya adalah kentang tumbuk.
Selain itu, onde yang awalnya tanpa isi, kini telah hadir dengan berbagai jenis isian, seperti kacang tanah, cokelat, bahkan keju krim. Dalam penyajian, onde akan disertakan bersama dengan kuah jahe dan gula. Mangkuk penyajian harus berbentuk bulat, dan dimakan di atas meja bulat.
Mengapa bulat? Seperti biasa, masyarakat Tionghoa selalu mengisi hidupnya dengan penuh makna filosofis. Konon bentuk bulat melambangkan eratnya ikatan persaudaraan. Sementara kuah gula yang manis menandakan hubungan antara keluarga yang manis.
Selain itu bulat juga mewakili keharmonisan, sehingga diharapkan agar seluruh anggota keluarga yang memakannya akan semakin erat hubungannya. Onde juga dipercayai melambangkan keseimbangan alam (Yin-yang) yang berisikan lima elemen Wu-Xing di dalamnya. Onde merah menandakan Api, hijau menandakan Kayu, kuning melambangkan Logam, biru melambangkan Air, dan coklat melambangkan Tanah.
Dongzi sendiri memiliki arti musim dingin yang panjang. Itulah mengapa perayaan ini selalu berada pada bulan desember. Uniknya, meskipun menggunakan sistem penanggalan imlek, festival perayaan onde ini hanya jatuh pada tanggal 21 atau 22 Desember saja.
Ada berbagai kepercayaan yang berbeda terhadap festival ini. Di antaranya, onde juga adalah perwujudan dari panjang usia, sehingga siapapun yang memakannya harus memikirkan onde sebagai makanan panjang umur.
Kepercayaan lainnya, jika ada anggota keluarga yang hamil membakar onde, dan ondenya pecah, maka bayinya akan berjenis kelamin wanita. Jika tetap utuh, maka ia akan mendapatkan bayi lelaki.
Di balik semua tradisi ini, masyarakat Tionghoa hingga kini masih menjadikannya sebagai perayaan keluarga rutin. Makna filosofis yang dalam akan terasa nyaman dengan sajian onde yang gurih dan lezat. Â
Selamat merayakan Festival Dongzi. Semoga makna onde akan senantiasa menjaga keharmonisan dan keutuhan bangsa ini.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H