Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Saya Korban Puber Kedua, Bagaimana dengan Kamu?

13 Desember 2020   14:01 Diperbarui: 14 Desember 2020   22:25 4384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Periode ini juga ditandai dengan beberapa perubahan fisik, seperti vagina yang terasa lebih kering, menstruasi yang tidak teratur, kadar kolesterol yang meningkat, hingga payudara yang terasa lebih kencang.

**

Walaupun berbeda, namun baik pria maupun wanita terikat dengan sebuah perasaan yang sama, yaitu rasa penasaran yang tinggi. 

Pada usia ini, dengan semua perubahan, mereka akan selalu bertanya bagaimana dunia melihat mereka sekarang. Mereka menjadi sangat peduli terhadap sikap orang lain, baik dari orangtua, usia sebaya, atau para milenial yang sudah beranjak dewasa.

Intinya, puber kedua adalah masa ketika 'badai stres' bertemu dengan dorongan gairah yang menggebu-gebu. Tidak memandang suku, agama, ras, bahkan jenis kelamin.

Mengapa Ada Istilah Puber Kedua?

Pada periode pubertas, seorang remaja akan mengalami perubahan fisik yang berhubungan dengan berkembangnya organ reproduksi. Perubahan ini juga akan diikuti dengan perubahan perilaku. 

Secara psikologis, para remaja akan cenderung agresif, sensi (moody), dan lebih berani mencoba hal baru yang berisiko.    

Perubahan psikologis ini sering juga dialami oleh pria paruh baya. Seperti yang sudah penulis jelaskan di atas, "Pembuktian kesuksesan harus dilakukan dengan cara yang berbeda." Sikap ini kadang membuat seorang paruh baya bertingkah layaknya anak remaja yang baru memasuki usia pubertas.

Beberapa hal yang bisa terlihat dengan jelas adalah perubahan mood yang lebih fluktuatif, seperti tidak percaya diri, gampang stres, atau sebaliknya, menjadi lebih agresif.

Pada wanita, perubahan fisik pada periode perimenopause, juga mempengaruhi perubahan perilaku. Para wanita akan lebih mudah tersinggung, susah tidur, serangan panik, kecemasan, beban pikiran yang berlebih, hilang kendali, sulit konsentrasi, dan kebingungan.

Tidak semua akan mengalami hal yang sama, namun itu adalah ciri-ciri wanita pada periode perimenopause. Secara psikologis, hal ini tak jarang membuat sang wanita tidak mengenal lagi siapa dirinya, atau lebih tepatnya kehilangan jati diri. Perilaku seperti inilah yang kerap kali disamakan dengan remaja pada fase pubertas. 

Perspektif Singkat Numerologi terhadap Fenomena Puber Kedua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun