Mengapa orang baik cepat mati? Kenapa anjing dan kucing selalu bermusuhan? Bagaimana mengukur panjang "otong" tanpa harus membuka daleman? Semuanya mencibir, namun percayalah Prof. Felix yang kenthir saja belum tentu otaknya bisa mencair.
Jika kita sudah terbiasa mencari ide dengan bertanya kepada diri sendiri, maka langkah selanjutnya adalah mencari jawaban pada dunia maya tak terbatas. Semuanya ada di sana, dan anda hanya tinggal perlu mencampurnya.
Inilah konsep metafisika sejati, mencaritahu hakekat obyek dengan menyamakan subyek pada nalar yang masih buntek.
Bagaimana dengan Konsep Supranatural dalam Penulisan?
Kesalahan terbesar dari para penganut supranatural adalah menjadikan sebuah keyakinan sebagai sebuah keniscayaan. Nah, konsep seperti ini yang paling saya hindari. Intinya adalah segala sesuatu pasti memiliki jawaban di bumi ini, sebodoh apapun kita di sini.Â
Namun ada suatu hal yang bisa dipetik dari pelajaran supranatural. Walaupun kadang kelihatan "konyol," namun ia sering dinantikan. Bagi anda yang ingin menambah unsur "wow"Â dalam tulisan, gunakanlah konsep supranatural yang menghebohkan.
Hal ini saya tuangkan dalam tulisan "aneh" dengan judul yang bombastis, namun tidak menyertakan klikbait yang pesimis. Ini adalah konsep Supranatural.
Begitu pula dengan mengisi "lead" pada awal penulisan. Tantangannya adalah jangan menciptakan mantra yang tidak dipahami dan membosankan. Mantra harus tersaji segar, agar para pembaca dapat terhanyut dalam kemelut tulisan yang semrawut, namun tidak bikin merengut. Tidak perlu terlalu terpaku dengan SPOK atau tata bahasa resmi. Banyak dukun di luar sana yang tidak memahami bahasa Indonesia yang baik dan benar. Sepanjang mudah dipahami, silahkan diulik sendiri.
Akhir Kata
Kita semua bisa menjadi paranormal dengan pendekatan yang unik, namun bagaimanapun juga setiap penulis adalah unik adanya. Teknik bisa dipelajari, namun hati adalah milik sendiri.
Tulisan pertamaku ini bukan penyesalan. Meskipun tingkat keterbacaan awal tidak sampai 100, dan tidak mendapatkan label Pilihan, namun setelah saya buka kembali sekarang sudah dibaca 642 kali. Suatu bukti bahwa karya literasi takakan lekang oleh waktu. Kalau tidak #mulaidarikita, dari siapa lagi?
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS