Kembali kepada pernyataan "baru belajar menulis." Konsep Metafisika sebagai cabang dari ilmu filsafat tentang hakekat obyek, sering menjadi tolak pikirku terhadap sebuah artikel yang unik dari perspektif berbeda. Ada tiga cara yang akan kujelaskan disini;
Yang pertama, proses pembelajaran adalah mengamati dan meresapi
Jika membaca tulisan-tulisan yang sering nongol di AU, Pilihan, Terpopuler, atau Tertinggi, maka kosongkanlah pikiranmu. Anggaplah bahwa tulisan tersebut adalah buku pelajaran sastra yang sedang kamu pelajari. Selain isinya, resapi juga setiap diksi, lema, dan rima yang terkandung di dalamnya.
Yakinlah, setiap orang pada dasarnya memiliki learning habit, atau mampu belajar dari apapun yang masuk melalui panca indra. Kekuatan literasi adalah mendapatkan informasi dan sekaligus membentuk opini.
Nah, gaya penulisan tanpa disadari adalah pembentukan opini. Inilah yang menjadi rahasia, mengapa mereka yang sering membaca biasanya akan semakin pandai berbicara dan menulis.
Salah satu penyebabnya adalah tulisan yang bagus pasti teratur, terstruktur dan terukur. Dengan banyak membacanya, maka dengan sendirinya otak akan belajar bagaimana menyatukan struktur yang rapih ke dalam bentuk informasi yang dikeluarkan.
Proses pengamatan yang sudah berlansung sepanjang usia manusia di bumi ini, adalah proses pemikiran filsafat yang menjadi penyebab kemajuan yang kita nikmati sekarang.
Yang kedua, berpikir kreatif dan unik
Setiap orang pasti memiliki pertanyaan-pertanyaan yang belum bisa dijawab. Entah karena efek paradoksal atau hanya halu semata. Akan sangat menarik jika pertanyaan yang sudah lama membumi terjawab dengan unsur sains berlogika, unsur psikologis bernalar, atau hanya sekedar humor satir untuk menertawakan kebodohan kita.
Selain angka, saya juga kadang menyerempet kepada hal-hal yang berbau seksi ala Kamasutra. Sebabnya, menyan dan medi bisa menjadi lebih sakral dengan kemunculan libido seksual. Prinsip saya, sesuatu hal yang tabu, tidak perlulah dibuat kelabu.
Begitu pula dengan prinsip Metafisika. Segala sesuatu yang bersentuhan dengan alam gaib, seharusnya bukan merupakan sebuah perbincangan tabu. Justru keterbukaan terhadap sesuatu yang tidak biasa adalah peneriman kenyataan bahwa "manusia pada dasarnya masih bodoh."
Yang ketiga, banyak-banyaklah bertanya kepada dirimu sendiri
Pernahkan kamu terheran-heran mengapa lelaki tertarik dengan wanita? Atau mengapa langit berwarna biru? Kelihatannya bodoh, tapi yakin tidak sih, kalau pertanyaan sederhana seperti ini masih banyak yang belum tahu jawabannya?
Nah, pertanyaan sederhana saja masih banyak yang belum tahu, bagaimana dengan pertanyaan yang lebih rumit, seperti:
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!