Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Melunasi Utang dengan Cara yang Tidak Masuk Akal

28 November 2020   13:43 Diperbarui: 29 November 2020   04:59 1374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian, maka beban berkurang 50% dengan menyelesaikan kewajiban kepada 3 orang, meskipun secara total utang masih tersisa 9 juta rupiah. Mengapa demikian? Skala prioritas di sini berlaku dengan menyelesaikan kewajiban kepada jumlah orang, bukan jumlah rupiah.

Mulai dari yang Terbesar
Seringkali kita mengabaikan cicilan pembayaran dalam berutang. Jumlah cicilan 250.000 dari tagihan kartu kredit terasa ringan, namun jika dilihat, maka sebenarnya yang dikurangi hanyalah bunga, denda, dan biaya-biaya lainnya Jenis utang seperti ini adalah jenis yang berbahaya, karena tanpa disadari beban baru akan bertambah, malahan akan melebihi kemampuan diri.

Selain itu, perlu juga disadari, jenis utang apa yang Anda miliki. Secara umum ada dua jenis utang, yaitu konsumtif dan produktif. 

Menyicil motor sebagai sarana untuk mencari uang, dan KPR rumah yang harganya meningkat setiap tahun termasuk kredit produktif.

Sementara kredit konsumtif adalah utang yang muncul akibat konsumsi, seperti jalan-jalan, makan-makan, hingga shopping. Jenis ini tidak produktif, karena apa yang dinikmati sudah hilang tertelan bumi.

Pinjaman dengan beban besar dan atas azas yang tidak produktif adalah utang jahat. Singkirkan seluruh energi buruk dari utangmu.

Mulai dari yang Paling Membutuhkan
Kembali kepad skenario ke-enam orang yang memberi pinjaman. Usahakanlah untuk berdiskusi dengan mereka mengenai kemungkinan restrukturisasi. 

Jika kondisi sudah terpahami, utamakanlah yang lebih membutuhkan dibandingkan dengan mereka yang belum terlalu membutuhkannya.

Keterbukaan dan kejujuran sangatlah penting di sini. Niat baik untuk meringankan jasa orang lain yang sudah pernah membantu kita, sangat bagus untuk mengisi energi positif dari utang yang sudah timbul.

Ini adalah 3 cara menentukan sikap dari utang kita, mungkin terdengar tidak masuk akal, namun itulah esensi dari judul artikel ini, "Melunasi Utang dengan Cara yang Tidak Masuk Akal."

Selanjutnya ada beberapa cara yang lebih masuk akal yang bisa dipertimbangkan agar diri kita dapat terbebas dari lilitan utang:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun