Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Fenomena "Doppelgaenger" dan Kaitannya dengan Foto/Video Mirip Seseorang

12 November 2020   19:12 Diperbarui: 12 November 2020   19:18 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belum reda kehebohan video syur mirip Gisel dan Jedar, di Twitter beredar lagi foto syur yang diduga mirip artis Anya Geraldine. Sontak nama Anya pun menjadi trending topic di Twitter.

Dalam foto tesebut, kelihatan seorang wanita berambut coklat sedang berdiri menghadap ke arah cermin, dan tidak menggunakan pakaian dalam.

Tidak sampai di situ saja, teori konspirasi ala cocokologi pun dilakukan. Hal yang sama juga dilakukan terhadap TV dan gorden dari video syur wajah mirip Gisel. Pada foto tersebut, tampak wajah mirip Anya tersebut menggunakan gelang. Nah, netizen pun langsung membandingkan gelang tersebut dengan yang biasa digunakan oleh Anya Geraldine.

Jelas peristiwa ini membuat Anya Geraldine sang pemilik wajah yang tertuduh, murka.

Melalui akun Twitternya, Anya Geraldine menyatakan bahwa isu yang mengaitkan dirinya yang ada di video syur tersebut adalah palsu. Ia bahkan mengancam akan melaporkan akun yang menyebarkan video tersebut ke pihak berwajib.

"Oh ada yang sebar hoax mentang-mentang lagi ada yang viral. Ada akun yang promo terus kemana-mana bilang orang yang mirip gue itu gue, bener kepengen dilaporin polisi? Gak bener deh kelakuan lo," tulisnya.

Lantas mengapa akhir-akhir ini video syur artis begitu banyak beredar? Sebenarnya sih bukan hanya akhir-akhir ini, namun, setiap saat otak kita selalu mengarahkan kita untuk menghubung-hubungkan wajah dengan orang terkenal atau yang kita kenal.

Fenomena ini disebut dengan Doppelgaenger

Berasal dari bahasa Jerman yang berarti doppel (dobel atau ganda) dan gaenger (penjelajah). Mitos untuk wajah yang sangat mirip ini berhubungan dengan pengalaman spiritual. Katanya sih, seseorang yang akan meninggal, biasanya akan bertemu dengan kembarannya dari dunia lain.

Mitos yang sangat kental di daerah Eropa dan Amerika ini semakin heboh karena diperkuat dengan legenda rakyat yang berhubungan dengan tokoh terkenal dunia. Salah satunya adalah Ratu Elizabeth I (1558-1603) yang konon bertemu dengan "dirinya" terbaring tak bergerak di ranjangnya, sesaat sebelum ia meninggal.

Fenomena Doppelgaenger di Zaman Modern

Akan tetapi, istilah ini tidak lagi menyeramkan di zaman ini. Fenomena Doppelgaenger merujuk kepada dua wajah yang sangat mirip, namun tidak memiliki pertalian darah.

Sebuah penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Teghan Lucas, anatomist dari University of Adelaide, Australia mengungkapkan bahwa 1 dari 135 orang di dunia memiliki "kembarannya."

Penelitian ini sebenarnya dimaksudkan untuk mencegah resiko salah tuduh atas sebuah tindakan kriminal. Yang dilakukan oleh Lucas adalah mengumpulkan dan menganalisis 4000 wajah anggota militer Amerika. Ia membandingkan dan mengukur 8 ciri utama pada bagian wajah yang penting.

Apakah Hal ini Mungkin Terjadi?

Seorang ilmuwan forensik dari George Washington University, Amerka Serikat mengatakan bahwa sangat mungkin.

Dengan melihat banyaknya manusia di bumi dari dulu hingga sekarang, dan kemungkinan genetika muncul secara acak, maka hal ini bisa saja terjadi. Gen manusia memang bervariasi.

Beberapa yang merupakan milik kamu, ternyata juga adalah milik orang lain. Dengan demikian fenomena doppelgaenger ini memang sangat bergantung kepada cara pandang dan pengalaman masing-masing orang. Persepsi "semirip apakah" hanya bisa dilihat dari kacamata pribadi.

Mari Kita Melihat Bagaimana Otak Bekerja dalam Mencari "Kembarannya"

Fusiform Gyrus adalah area pada otak yang bertindak sebagai scanner. Orientasi lingkungan, mendeteksi jalan, dan mengenal wajah adalah fungsi dari bagian ini.

Karena kapasitas, kemampuan, dan waktu yang tidak memadai, maka Fusiform Gyrus hanya akan mendeteksi bagian yang dangkal saja, misalnya model rambut, alis mata, mulut, hidung, mata, dan lain sebagainya.

Statistikawan Nick Fieller dari Universirty of Sheffield, mengatakan bahwa ada 8 ciri khas pada wajah. Akan tetapi, jika otak sudah menangkap signal atas persamaan dari beberapa bagian saja, maka dengan sendirinya wajah sudah dianggap mirip.

Dengan demikian, maka wajah rata-rata akan lebih mudah mendapatkan kembarannya. Hal ini juga menjawab mengapa semua bule hampir mirip di mata kita, dan demikian pula sebaliknya.

Mengapa Manusia Tertarik dengan Kembarannya?

Adalah sebuah proyek di website www.francoisbrunelle.com milik seorang fotografer bernama Francois Brunelle. Ia telah memotret lebih dari 200 pasang "kembaran" untuk proyek bernama proyek I'm not a look-alike.

Ia mengatakan bahwa hingga hari ini, ia masih saja mendapatkan banyaknya pesanan untuk mencari "kembaran." Menurutnya manusia tertarik dengan kemiripan karena ia merasa adanya chemistry dengan seseorang yang berwajah mirip.

Efek Respons Pavlovian

Hal ini juga diperkuat dengan sebuah fakta yang ditemukan oleh para imuwan yang disebut dengan Respons Pavlovian. Pada umumnya, manusia tidak akan terlalu akrab atau memercayai orang asing.

Walaupun demikian, para peneliti menemukan fakta bahwa kita akan memercayai orang asing jika wajah mereka mirip dengan seseorang yang kita kenal dan kita sukai. Sebaliknya, jika wajah yang mirip dengan artis yang sering memainkan tokoh penjahat, atau wajah mantan yang kejam, maka dengan sendirinya otak akan mengirim sinyal "bahaya."

Pembahasan semakin menarik jika efek Respons Pavlovian ini berhubungan dengan pilkada atau pileg. Sesaat sebelum Joe Biden terpilih, adik saya di Amerika mengirimkan gambar wajah Biden dengan wajah Kapten Amerika versi tua dari film Avengers End Game. Apakah ini salah satu yang menjadi penyebab kemenangan Biden? Saya kurang paham.

Nah, ternyata jika para pemilih tidak memiliki hubungan yang terlalu khusus dengan calon tertentu, maka konon, ia akan memilih wajah yang "kelihatannya baik." Tentunya makna "kelihatan baik" ini adalah hal yang sangat subyektif.

Rasa penasaran terhadap kembaran ini telah lama "menghantui" banyak orang dari berbagai generasi. Namun di zaman globalisasi hal ini menjadi jauh lebih mudah karena perkembangan internet.

Pun halnya dengan foto syur yang mirip Anya Geraldine. Tidak dapat dipungkiri, bahwa Anya lagi naik daun dengan jutaan penggemar di seluruh dunia. Nah, seluruh wajah yang sedikit "cantik" saja akan disematkan dengan label "mirip si ini, mirip si itu."

Entah benar atau tidak, apakah foto syur mirip Anya tersebut, benar-benar mirip? Tanyakanlah jujur kepada pikiranmu, karena sejujurnya, ia lah yang menyimpan linknya. Selamat Menyaksikan!

Baca juga: Doppelgaenger, Anda Memiliki 7 Kembaran di Dunia, Begini Cara Menemukannya

Referensi: 1 2 3 4 5

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun