Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gusti Nurul, Wanita yang Menolak Cinta Sultan, Perdana Menteri, dan Presiden, Atas Alasan Poligami

31 Oktober 2020   12:33 Diperbarui: 31 Oktober 2020   12:57 2001
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prosesi Penguburan Gusti Nurul (sumber: nasional.okezone.com)

Saat Gusti Nurul menjadi model sang maestro pelukis Indonesia, ia mengenakan kain dan berkebaya sifon bercorak bunga-bunga berwarna hijau tosca. "Sungguh sebuah lukisan yang sangat hidup dan seolah-olah memiliki nyawa," ujar Gusti Nurul pada saat diwawancarai oleh sumber.

Gusti Nurul sedang dilukis oleh Basoeki Abdullah (sumber: twitter.com/potretlawas)
Gusti Nurul sedang dilukis oleh Basoeki Abdullah (sumber: twitter.com/potretlawas)
Setelah Gusti Nurul menikah, konon setiap kali Soekarno melihat lukisan tersebut, ia selalu mengatakan "wah, aku kalah cepat dari suamimu". Menurut kabar dari beberapa orang, termasuk Bu Hartini, Soekarno menaruh simpati pada pada dirinya, meskipun ia tak pernah mendengarkan sendiri dari sang presiden.

Atas peristiwa ini, Gusti Nurul menjawab pertanyaan dengan penuh kerendahan hati. Dikutip dari sumber, ia berkata;

"Sebagai tokoh PNI tidak mungkin ia menikahi diriku yang berasal dari budaya feodal. Dan yang terpenting, aku tidak mau dimadu. Yah, ia memang bukan jodohku."

Kini lukisan yang melegenda dari Basoeki Abdullah itu terpajang di ruang tamu rumah Gusti Nurul.

Mengecewakan Hati Sang Perdana Menteri Pertama Republik Indonesia

Masih belum cukup dipinang oleh sultan dan presiden, Gusti Nurul juga hampir menjadi pendamping Perdana Menteri Republik Indonesia pertama, Sutan Sjahrir.

Setiap kali rapat kabinet di Yogyakarta, Sutan Sjahrir selalu mengutus sekretaris pertamanya, Siti Zoebaidah Oesman, ke kediaman Gusti Nurul untuk mengantar hadiah yang dibelinya dari Jakarta yang selalu disertai dengan tulisan tangan dari sang Perdana Menteri.

"Ia sangat rajin menyuratiku dan aku juga rajin membalasnya," ucap Gusti Nurul.

Ia bahkan pernah mengundang Gusti Nurul beserta ibu dan kakaknya ke Linggarjati dan menginap di tempat berlangsungnya Perundingan Linggarjati, tempat terjadinya perundingan Indonesia Belanda kala itu.

Ada kejadian yang menarik yang diingat oleh Gusti Nurul. Saat berdua bersamanya, ia mengaku tak mengingat apa yang sedang dibicarakan. Namun menurut pengakuan Gusti Nurul, Sjahir pernah membelai pipi dan dagunya, dan ia hanya terdiam saja. Masih dengan penuh kerendahan hati, Gusti Nurul berkata 

"Sebagai tokoh Partai Sosialis Indonesia, ia tidak mungkin menikah dengan putri bangsawan yang feodal,"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun