"Wanita telah menyadari bahwa mereka tidak bisa bergantung pada sikap pria untuk memberi mereka keadilan" Helen Keller.
Barangkali prinsip inilah yang diambil oleh seorang wanita ningrat, terpelajar dan berparas ayu yang menolak cinta dari tiga tokoh bangsa, termasuk Presiden Soekarno, dengan satu alasan. Tidak mau dimadu.
Gusti Raden Ayu Siti Nurul Kamaril Ngasarati Kusumawardhani alias Gusti Nurul, namanya. Ia adalah putri tunggal dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo Mangkunegoro VII dari Solo. Ibunya, Gusti Kanjeng Ratu Timoer adalah putri dari Sultan Hamengku Buwono VII.
Gusti Nurul juga adalah orang Indonesia yang wajahnya pernah masuk dipajang oleh majalah Legendaris Life, pada edisi 25 Januari 1937. Di kala itu, ia yang baru berusia 15 tahun tampil menari di hadapan Ratu Belanda beserta para tamu kenegaraan di hari pernikahan Putri Juliana dan Pangeran Bernard.
Menariknya, Gusti Nurul yang datang bersama ayahnya tampil tidak membawa perlengkapan musik, menari melalui alunan gamelan dari Pura Mangkunegaran yang disiarkan langsung melalui Solosche Radio Vereeeniging yang bisa ditangkap dengan jernih di Belanda.
Menolak Lamaran Sultan Hamengkubuwono IX
Suatu hari pada saat ia berusia 20 tahun dan belum memiliki jodoh, datanglah utusan dari Yogyakarta yang menanyakan tentang Gusti Nurul. Tujuannya untuk meminang dirinya menjadi istri dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Kartini adalah contoh sejati bagi diri Gusti Nurul. Ibunya adalah panutan bagi dirinya. Dengan mengingat pesan ibunya, Gusti Nurul dengan lantang menolak pinangan dari Sultan Yogyakarta. Pantang baginya seorang wanita yang terhormat menjadi istri kedua, meskipun pinangan sebagai permaisuri adalah kedudukan yang sangat menggiurkan bagi wanita manapun. Ia tak rela dimadu seperti Kartini.
Ia menjawab pertanyaan Sang Sultan dengan jujur, dan hanya dibalas dengan senyuman. Sri Sultan HB IX adalah seorang yang berbesar hati. Meskipun sudah ditolak, ia tetap menjaga hubungan baik dengan keluarga Mangkunegoro VII. Walaupun setiap kali bertemu, sang Sultan kerap kali menanyakan lamarannya kembali.
Mendapat Tawaran Sebagai Istri Presiden Soekarno
Menolak sebagai permaisuri, ia pun kembali mendapat tawaran sebagai istri presiden. Setelah Indonesia merdeka, Gusti Nurul pernah bersama ibunya pernah bertandang ke Istana Cipanas. Di sana atas permintaan dari Soekarno, pelukis Basoeki Abdullah melukis dirinya.
Saat Gusti Nurul menjadi model sang maestro pelukis Indonesia, ia mengenakan kain dan berkebaya sifon bercorak bunga-bunga berwarna hijau tosca. "Sungguh sebuah lukisan yang sangat hidup dan seolah-olah memiliki nyawa," ujar Gusti Nurul pada saat diwawancarai oleh sumber.
Atas peristiwa ini, Gusti Nurul menjawab pertanyaan dengan penuh kerendahan hati. Dikutip dari sumber, ia berkata;
"Sebagai tokoh PNI tidak mungkin ia menikahi diriku yang berasal dari budaya feodal. Dan yang terpenting, aku tidak mau dimadu. Yah, ia memang bukan jodohku."
Kini lukisan yang melegenda dari Basoeki Abdullah itu terpajang di ruang tamu rumah Gusti Nurul.
Mengecewakan Hati Sang Perdana Menteri Pertama Republik Indonesia
Masih belum cukup dipinang oleh sultan dan presiden, Gusti Nurul juga hampir menjadi pendamping Perdana Menteri Republik Indonesia pertama, Sutan Sjahrir.
Setiap kali rapat kabinet di Yogyakarta, Sutan Sjahrir selalu mengutus sekretaris pertamanya, Siti Zoebaidah Oesman, ke kediaman Gusti Nurul untuk mengantar hadiah yang dibelinya dari Jakarta yang selalu disertai dengan tulisan tangan dari sang Perdana Menteri.
"Ia sangat rajin menyuratiku dan aku juga rajin membalasnya," ucap Gusti Nurul.
Ia bahkan pernah mengundang Gusti Nurul beserta ibu dan kakaknya ke Linggarjati dan menginap di tempat berlangsungnya Perundingan Linggarjati, tempat terjadinya perundingan Indonesia Belanda kala itu.
Ada kejadian yang menarik yang diingat oleh Gusti Nurul. Saat berdua bersamanya, ia mengaku tak mengingat apa yang sedang dibicarakan. Namun menurut pengakuan Gusti Nurul, Sjahir pernah membelai pipi dan dagunya, dan ia hanya terdiam saja. Masih dengan penuh kerendahan hati, Gusti Nurul berkataÂ
"Sebagai tokoh Partai Sosialis Indonesia, ia tidak mungkin menikah dengan putri bangsawan yang feodal,"
Namun sekali lagi, semuanya karena sang putri ningrat menolak berpoligami.
Setelah Gusti Nurul menikahpun, Sutan Sjahrir yang tampak paling penasaran. Sjahrir pernah menyambangi rumah Gusti Nurul, dan setiap kali mereka foto bersama, pentolan Partai Sosialis Indonesia itu selalu mengambil posisi di samping Gusti Nurul. Sementara suaminya yang berjiwa besar, selalu mengalah dengan mengambil posisi yang agak jauh.
"Mas Jarso paham tentang para pria yang menaksirku, namun ia tidak cemburu" ujar Gusti Nurul.
Dirinya tidak hanya merebut hati tiga tokoh besar revolusi Indonesia. Masih banyak lagi cinta dari para bangsawan dan pejabat tinggi pemerintah yang ditolaknya. Salah satunya adalah perwira tentara Indonesia yang juga berasal dari keluarga Ningrat, yaitu Kolonel Gusti Pangeran Haryo Djatikusumo. Ia merupakan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Indonesia pertama.
"Sayangnya aku tak bisa menerima cinta mereka. Penyebabnya hanya satu aku tak mau dimadu. Itu sudah menjadi tekadku," kata Gusti Nurul dalam memoarnya.
Pernikahan yang Menghancurkan Hati Para Lelaki Berpengaruh
Rabu, 24 Maret 1954, adalah hari dimana para lelaki terpelajar dan berpengaruh di negeri ini patah hati. Mereka harus menerima kenyataan bahwa Gusti Nurul telah memilih kekasih hatinya.
Setelah Indonesia merdeka, Sujarso bergabung bersama TNI dan menjadi orang pertama yang menjabat Kepala Inspektorat Kavaleri Angkatan Darat, dengan pangkal Letnan Kolonel. Belakangan sang suami pernah juga menjabat sebagai atase militer di Washington, DC, Amerika Serikat.
Ada sebuah kisah menarik mengenai jodoh. Setelah usianya menganjak dewasa dan keseringan menolak cinta dari para pembesar, keluarga dan orang-orang dekatnya pun mulai gelisah. Akhirnya ibunda Gusti Nurul kemudian memintanya menjalani Tirakat Mutih, atau hanya makan nasi putih dan minum air putih selama tiga hari berturut-turut.
Meskipun berat, namun ia menjalani juga dengan doa yang khusyuk, hingga Gusti Allah memberikannya jawaban melalui mimpi. Dalam mimpinya, Gusti Nurul melihat tiga pria yang masih terhitung keluarga Mangkunegara.
Mereka adalah Kamas Saroso, Dimas Santoso, dan suaminya Sujarso. Namun kedua pria berdiri membelakanginya, hanya sang suami saja yang berdiri di tengah dengan wajah yang sangat jelas.
Wasana Kata
Gusti Nurul adalah contoh perempuan Jawa Ningrat yang bagus. Selain terpelajar, bertalenta, berbudi pekerti luhur, ia juga cantik dan menguasai Teknik perawatan kecantikan ala budaya Jawa.
Gusti Nurul, menurut Martha Tilaar dalam buku Kecantikan Perempuan Timu (1999), adalah seorang pakar dalam pengetahuan kosmetik tradisional dan jamu. Bahkan Martha Tilaar yang merupakan seorang ahli dalam bidang ini, pernah belajar padanya. Semua ilmu ini telah dipelajari oleh Gusti Nurul sejak berusia dini. Tidak heran ia memiliki paket lengkap dari seorang wanita jawa yang berparas elok, terpelajar, dan juga berbakat.
Selasa, 10 November 2015, Gusti Nurul tutup usia di usianya yang ke-94. Ia begitu banyak meninggalkan sejarah pada bangsa ini, meskipun tidak banyak yang mengetahuinya.
Dalam kesehariannya, hingga menutup mata, Gusti Nurul masih saja hidup sederhana. Sebagai seorang wanita, ia berhasil memperjuangkan emansipasi dengan caranya sendiri.Â
Ia memilih untuk tidak berpoligami hanya karena satu alasan sederhana saja."Tidak ingin wanita lain tersakiti karenanya".
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H