Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal 6 Karakter Manusia, Melalui Pemahaman Awal 40 Obyek Meditasi

12 Oktober 2020   11:33 Diperbarui: 12 Oktober 2020   11:38 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi watak nafsu (sumber: goodmenproject.com)

Orang-orang seperti ini, seringkali merubah prinsip, sehingga terkesan tidak punya pendirian. Akibat terlalu tegang, takut, gelisah, dan tidak percaya diri, akhirnya sulit dipegang pernyataannya, maupun komitmennya.

Ilustrasi Watak Khwatir (sumber: christcov.org)
Ilustrasi Watak Khwatir (sumber: christcov.org)

Watak Mudah Percaya (Saddha Carita)

Ternyata menjadi orang yang terlalu polos juga tidak bagus. Mereka yang memiliki watak Saddha Carita, adalah golongan manusia yang sangat mudah percaya dan juga sangat mudah diyakinkan.

Mereka mudah menerima tanpa adanya usaha untuk mencari pengertian yang jelas. Sehingga orang dengan watak ini sangat mudah tertipu. Bukan hanya itu saja, mereka juga dapat menjadi agen-agen kebohongan.

Karena keyakinan mereka terhadap sesuatu yang berlebihan, maka mereka sering mencampurkan antara kenyataan dan ilusi. Sifat mereka yang mudah percaya, akhirnya ditularkan kepada orang lain, sehingga memunculkan kesalahan persepsi, kesalahan informasi, bahkan kesalahpahaman.

Watak Intelek (Buddhi Carita)

Jika seseorang yang terlalu bloon tidak baik, begitu juga dengan seseorang yang terlalu pintar. Watak yang bernama Buddhi Carita ini, lazim dimiliki oleh mereka yang cerdas dan berpengetahuan luas.

Ilsutrasi Watak Intelek (sumber: pe.com)
Ilsutrasi Watak Intelek (sumber: pe.com)
Kecerdasan tidak selalu menjadi keuntungan, apabila jika tidak disertai dengan kebijaksanaan. Mereka yang hidup dengan mengandalkan gelar akademiknya, sering mendapatkan situasi dimana nama besarnya menjadi taruhan.

Sebagai akibatnya, mereka akan muncul mempertahankan pengetahuannya, demi menjaga gengsi. Orang seperti ini cenderung tidak ingin mendengarkan pendapat orang lain, karena merasa lebih pintar.

Kelebihannya ini kemudian dapat menyeret mereka lebih dalam ke jurang kesombongan, keangkuhan, hingga selalu merasa dirinyalah yang paling segala-galanya.

**

Meskipun keenam watak manusia ini dijelaskan secara terpisah, namun pada dasarnya setiap manusia pasti memilkinya dengan bobot yang berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun