Pernahkah kamu melihat gambar, foto, atau mendatangi secara langsung patung-patung Mesir Kuno yang mengalami kerusakan pada hidung?
Orang-orang Mesir Kuno memercayai bahwa segala sesuatu yang berbentuk patung, baik berupa dewa atau orang yang sudah mati, adalah merupakan gerbang bagi mereka ke dunia manusia.
Patung adalah bentuk konsepsi bagi para dewa atau jiwa almarhum untuk menemukan kekuatan mereka di dunia ini. Dengan demikian, penghancuran patung memiliki nilai menghentikan kehidupan dari jiwa yang masih berkelana.
Pikiran sederhana manusiawi mengatakan, jika ingin agar jiwa tersebut tidak bisa menerima hadiah, maka hancurkanlah tangannya. Jika ingin agar ia tidak bisa mendengarkan, maka hancurkanlah telinganya.
Dan jika tidak ingin ia hidup kembali, maka putuskanlah aliran nafas melalui hidungnya. Dengan kata lain, itu adalah tindakan "membunuh"Â jiwa dalam patung.
Merusak hidung patung kuno ini tak hanya terjadi pada patung Mesir Kuno tapi juga ada dalam sejarah Yunani, Roma dan Persia.
Lantas siapa yang 'membunuhnya'? Berdasarkan teori dari para peneliti, kemungkinan adalah musuh atau pengacau yang memiliki aksi yang bertentangan dengan kehadiran sang patung, atau para pencuri makam yang tidak mau 'dihantui'.
Baca juga:Â Orang Kaya Lebih Mudah Menjadi Orang Baik (?)
Apa maknanya?
Patung dewa atau raja yang dibangun oleh manusia, tentu memiliki harapan agar ia tetap bisa 'hidup' di dunia untuk melindungi, sekaligus mewakili kepentingan dari yang mencintainya.