Dari survei yang sama, juga diambil kesimpulan bahwa seseorang lebih khwatir terhadap proses kehilangan dan kesepian akibat kematian, dibandingkan dengan esensi dari kematian itu sendiri.
Oleh sebab itu, seseorang yang baru saja dikabarkan meninggal, akan membuat orang-orang terdekatnya merasa kehilangan.
Rasa kehilangan ini kemudian mengingatkan diri kita terhadap hal-hal baik yang telah dilakukan oleh mendiang selama ia masih hidup.
Terlepas dari seluruh hal-hal buruk yang telah dilakukan oleh mendiang, rasa kehilangan ini akan menjadi sebuah proses memaafkan yang luar biasa.
Mereka yang baru saja meninggal, secara tiba-tiba akan kehilangan seluruh dosanya. Yang tersisa hanyalah kenangan indah yang pernah dilalui bersama.
Dengan demikian, pada dasarnya, mereka yang meninggal adalah orang yang baik, terlepas dari segala hal buruk yang telah dilakukan.
Selain itu, bukan hanya orang yang baik saja yang lebih cepat mati, namun juga bagi mereka yang memiliki popularitas yang tinggi. Â
Paling tidak, kesimpulan ini berasal dari hasil analisis obrituari dari surat kabar di Amerika Serikat.
Fakta yang disampaikan, adalah para pekerja hiburan seperti aktor, musisi, dan juga olahragawan ditemukan mati lebih muda dibandingkan dengan mereka yang sukses di karir yang lain.
Meskipun hasil penelitian tidak diakui oleh para ilmuwan, karena tidak menyimpulkan hasil apa-apa, namun menarik untuk melihat harga dari sebuah ketenaran.
Professor Richard Epstein yang mewakili para peneliti mengatakan bahwa kanker, dan tumor paru-paru menjadi penyebab utama dari kematian, meskipun dalam beberapa kasus, aksi bunuh diri juga sering meliputi. Â