Tidak dapat dimungkiri, uang adalah salah satu hal yang terpenting dalam dunia materalistis di saat ini. Katanya sih, uang bisa membawa kebahagiaan, namun kenyataannya uang lebih banyak menjadi sumber masalah.
Tanggal muda membawa kebahagiaan, deretan angka masuk ke dalam rekening tabungan, menambah suasana cerah di hati. Akan tetapi, perasaan itu akan lenyap seketika, seiring dengan belanjaan bulanan, bayar cicilan, dan lain sebagainya.
Adalah Ken Honda, seorang penulis dari Jepang yang baru saja meluncurkan bukunya yang berjudul "Happy Money". Menurutnya, uang dapat memberikan emosi positif dan negatif sekaligus, dan hal ini bisa memengaruhi pengalaman finansial secara keseluruhan.
Sarannya cukup sederhana, kita hanya perlu berfokus pada kebahagiaan di setiap interaksi yang melibatkan uang.
Lazim bagi diri kita untuk merasa senang jika menerima uang. Puji syukur kita panjatkan kepada Nya atas anugrah yang tiada batasnya.
Akan tetapi, pada saat mengeluarkan uang, beribu emosi negatif akan datang menyerta. Mulai dari menggerutu harga yang kemahalan, hingga mengumpat pendapatan yang terasa kurang.
Honda menyarankan, bagaimanapun cara uang bekerja, semuanya harus disikapi dengan emosi-emosi positif saja.
Diibaratkan sebagai seorang anak kecil yang memberikan bunga atau hadiah kepada orangtuanya, rasa bahagia akan senantiasa menyelimutinya. Demikian pula dengan para jomlo yang rela menghabiskan uangnya, demi kado valentine untuk yang tersayang.
Sederhananya, apapun yang dikeluarkan dengan cinta dan kasih sayang, akan mendatangkan energi positif kepada sang pemberi.
Keyakinan kita mengajarkan bahwa beramal bisa mendatangkan berkah yang berpuluh-puluh kali lipat jumlahnya.
Akan tetapi kita lupa bahwa beramal tidak hanya kepada fakir miskin atau kaum duafa saja. Setiap mahluk hidup adalah obyek yang penting dalam beramal. Konsep pemikiran ini sangat berguna untuk menumbuhkan sikap "happy money" atau "Arigato Money" dalam diri kita.
Jika berbelanja di supermarket yang harganya kemahalan, anggap saja kita memberikan amalan kepada pemilik dan pegawai toko. Mereka juga adalah manusia yang bermohon rezeki.
Jika membayar cicilan motor kepada perusahaan finance, bayangkanlah bagaimana suasana hati mereka ketika menerima pembayaran cicilan darimu.
Jika seseorang mencuri uang darimu, anggaplah itu adalah amalan yang setimpal bagi dirinya.
Jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada setiap lembar uang yang  dikeluarkan. Berikanlah energi cinta kepadanya, karena sesungguhnya, ia telah memberikan kesempatan padamu untuk berbagi kebahagiaan.
Uang bekerja dengan sangat aneh. Ia belum tentu bisa memberikan kebahagiaan kepada mereka yang sudah memiliki trilunan rupiah.
Honda memberikan contoh, bagaimana seseorang yang kaya setelah meninggal, harta warisannya menjadi sumber petaka pada keturunannya.
Menurut Honda, meskipun sang juragan telah berhasil mengumpulkan uang yang banyak, namun ia melakukannya dengan cara yang sedih dan menjaganya dengan penuh kekhwatiran.
Uang seperti ini, masuk dalam kategori "Sad Money" atau uang sedih.
Uang bekerja dengan cara yang unik. Meskipun keberadaanya tidak diketahui, Ia selalu bisa hadir disaat kita membutuhkannya.
Oleh sebab itu, Honda hanya menyarankan bagaimana mengondisikan konsep spiritual sederhana terhadap barang misterius yang bernama uang ini. Caranya adalah dengan menyertakan perasaan syukur dan bahagia terhadapnya.
"Ini tentang energi yang anda berikan, tidak peduli berapa banyak yang anda miliki, atau berapa banyak pendapatanmu, ini mengenai perasaan yang terkandung di dalamnya."Â Ujar Honda.
Kunci dari Uang adalah Ucapan Terima Kasih
Bangsa Jepang adalah bangsa yang sangat terkenal dengan sopan santunnya. Bukan hanya ucapan, namun juga ekspresi wajah dan seluruh bahasa tubuh menjadi rangkaian penduking ketulusan dalam berinteraksi.
"Arigato" adalah ucapan terima kasih dalam bahasa Jepang. Kata yang sederhana ini ternyata bisa memberikan ribuan makna. Ia dapat memberikan kebahagiaan bagi sang penerima maupun pemberi.
Honda menyarankan untuk melakukan hal yang sama bagi uang. Ucapkanlah terima kasih setiap kali menerimanya, begitu pula pada saat ia meninggalkanmu. Â
Lima Langkah untuk Menciptakan Happy Money
Bebaskan Pikiranmu Tentang Uang
Hingga saat ini, diri kita telah dilatih untuk berpikir bahwa uang itu terbatas, sehingga harus berusaha sekuat tenaga untuk mencari dan menabungnya. Dengan pola pikir seperti ini, diri kita telah membentuk sifat obsesif terhadap uang.
Namun tanpa disadari, cara ini membuat kita mulai mengakumulasikan "Sad Money".
Bekerja keras dalam lingkup kerja yang tidak sehat. Tidak mau ambil resiko untuk pindah kerja, karena takut kehilangan gaji bulanan.
Rubahlah pola pikir dengan melihat uang sebagai sesuatu yang berlimpah di luar sana. Dengan demikian, maka diri akan terbuka untuk setiap kesempatan baru. Kita akan menjadi lebih kreatif, mampu menghadapi masalah dalam hidup dengan cara yang berbeda, serta bisa menciptakan rezeki bagi diri sendiri.
Maafkan dan Sembuhkanlah Luka Uangmu
Setiap orang memiliki kekesalan dan penyesalan terhadap uang. Kita selalu terbayang-bayang dengan kejadian pada saat ditipu. Kita selalu menyesali dompet yang sudah dicopet, dan masih menyimpan dendam bisnis yang merugi.
Hal yang sama juga dengan perasaan pada saat diri belum mampu membayar utang, atau belum cukup uang untuk membeli sesuatu yang diinginkan. Rasa kesal, marah, dan berbagai emosi negatif lainnya akan selalu menghantui.
Memaafkan luka uang, sama seperti memaafkan luka batin. Lupakanlah kejadian buruk yang berhubungan dengan uang, dengan cara berterima kasih kepadanya atas setiap pelajaran berharga yang menyertai.
Di saat yang sama, era perputaran "happy money" telah dimulai. Uang yang sudah dimaafkan akan selalu datang menghampirimu, sebagaimana sahabat lama yang sudah kita maafkan. Â
Percayalah Pada Nasibmu
Kekuatan diri adalah hal yang penting dalam penciptaan Happy Money. Membebaskan pemikiran dan memaafkan luka, tidak cukup jika tidak dibarengi dengan sikap nyata.
Hal yang harus dilakukan disini adalah dengan percaya bahwa setiap orang membawa energi positif bagimu. Buanglah jauh pikiran yang penuh dengan kebencian, rasa curiga, atau sakit hati.
Mulailah dari dirimu sendiri. Dengan menganggap setiap orang adalah baik adanya, maka diri akan mendapatkan respons yang sama dari lingkungan dan semesta.
Happy Money tidak pernah bekerja satu arah. Ia bagaikan konsep kosmis yang melengkapi, sebagaimana bulan dan matahari yang silih berganti.
Kembangkan Kekuatan Diri Tanpa Batas dengan Berfokus
Setiap orang pasti memiliki kelebihan. Bahkan seorang pengemis saja, memiliki mental dan kekuatan untuk meminta-minta. Menyadari apa kekuatan dalam diri kita, bagaikan melengkapi titik-titik dalam puzzle.
Dengan berfokus kepada hal yang sama berulang kali, maka tanpa disadari diri kita telah memberikan kontribusi kepada masyarakat sesuai dengan takdir.
Jika anda menjadi seorang penulis, maka jadilah penulis yang baik. Jika anda memilih untuk menjadi seorang guru, maka berfokuslah mendidik para murid menjadi bijaksana nanti.
Mulailah dengan cara sederhana, dengan berfokus kepada kondisi sekarang, tanpa menyesali masa lalu, atau mengkhwatirkan masa depan. Sadarilah bahwa diri anda sedang bernafas, sebagaimana anda menyadari bahwa diri anda berguna.
Ucapkan Terima Kasih Setiap Saat
Konsep Happy Money melihat dunia sebagai alur energi melalui sikap yang saling menghargai dan menghormati sesama dalam semesta. Kerelaan untuk menerima dan memberi adalah kunci utama disini.
Jadilah seseorang yang bisa mengapreasiasi, dan hentikanlah sikap yang selalu menggerutu. Sebagaimana diri yang akan dijauhi oleh para sahabat, begitu pula uang tidak akan menghampiri mereka yang selalu memakinya.
Ucapkanlah terima kasih kepada setiap orang yang anda temui. Berikanlah pengharapan kepada mereka yang menyakitimu. Karena pada dasarnya dunia Happy Money tidak membatasi, darimana asal usul uangmu.
Ia hanya memberikan sebuah rangkaian tanpa batas, dimana setiap orang dapat menjadi sumber inspirasi bagi dirimu. Mengucapkan terima kasih kepada setiap hal, setiap kondisi, setiap orang, akan membawa sebuah kebiasaan untuk selalu menghargai alam semesta.
Wasana Kata
Ada dua cara untuk menimbun uang dalam tabunganmu. Orangtua sering menyarankan anak-anaknya untuk menabung, sementara para milenial lebih memikirkan bagaimana mendapatkan uang sebanyak-banyaknya, tanpa harus berhemat.
Keduanya tidak masalah, yang terpenting adalah bagaimana anda mencintai prosesnya, seperti anda mencintai pekerjaan anda. Jumlah uang bukanlah segalanya, yang terpenting adalah bagaimana menikmati setiap sen yang keluar masuk dalam keseharian.
Kita dapat mengontrol jebakan dalam diri untuk selalu mencari cara untuk mendapatkan uang yang lebih. Dengan demikian maka kita akan selamanya menjadi budak uang.
Gunakanlah pendekatan holistik dengan berpikir uang adalah bagian dari semesta yang hanya akan mendatangi mereka yang menghargainya. Jadikanlah setiap uang yang anda miliki sebagai "Happy Money"
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H