Akan tetapi kita lupa bahwa beramal tidak hanya kepada fakir miskin atau kaum duafa saja. Setiap mahluk hidup adalah obyek yang penting dalam beramal. Konsep pemikiran ini sangat berguna untuk menumbuhkan sikap "happy money" atau "Arigato Money" dalam diri kita.
Jika berbelanja di supermarket yang harganya kemahalan, anggap saja kita memberikan amalan kepada pemilik dan pegawai toko. Mereka juga adalah manusia yang bermohon rezeki.
Jika membayar cicilan motor kepada perusahaan finance, bayangkanlah bagaimana suasana hati mereka ketika menerima pembayaran cicilan darimu.
Jika seseorang mencuri uang darimu, anggaplah itu adalah amalan yang setimpal bagi dirinya.
Jangan lupa mengucapkan terima kasih kepada setiap lembar uang yang  dikeluarkan. Berikanlah energi cinta kepadanya, karena sesungguhnya, ia telah memberikan kesempatan padamu untuk berbagi kebahagiaan.
Uang bekerja dengan sangat aneh. Ia belum tentu bisa memberikan kebahagiaan kepada mereka yang sudah memiliki trilunan rupiah.
Honda memberikan contoh, bagaimana seseorang yang kaya setelah meninggal, harta warisannya menjadi sumber petaka pada keturunannya.
Menurut Honda, meskipun sang juragan telah berhasil mengumpulkan uang yang banyak, namun ia melakukannya dengan cara yang sedih dan menjaganya dengan penuh kekhwatiran.
Uang seperti ini, masuk dalam kategori "Sad Money" atau uang sedih.
Uang bekerja dengan cara yang unik. Meskipun keberadaanya tidak diketahui, Ia selalu bisa hadir disaat kita membutuhkannya.
Oleh sebab itu, Honda hanya menyarankan bagaimana mengondisikan konsep spiritual sederhana terhadap barang misterius yang bernama uang ini. Caranya adalah dengan menyertakan perasaan syukur dan bahagia terhadapnya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!