Mohon tunggu...
Acek Rudy
Acek Rudy Mohon Tunggu... Konsultan - Palu Gada

Entrepreneur, Certified Public Speaker, Blogger, Author, Numerologist. Mua-muanya Dah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

4 Tipe Anak Indigo, 2 Sudut Pandang yang Salah Kaprah

27 September 2020   07:17 Diperbarui: 27 September 2020   20:18 1619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Anak Indigo (sumber: hillaryconnor.com)

Jangan terlalu kaget jika sejak dini, mereka telah memelajari konsep-konsep agama yang tersedia.

Baik yang berasal dari keyakinan yang masih eksis, hingga agama kuno yang sudah punah. Mereka juga sangat tertarik dengan kehidupan ekstra terestial, yang mereka anggap sebagai bagian dari alam semesta yang belum terjamah.

Wasana kata.

Kesalahpahaman terbesar adalah anak indigo selalu dapat terhubung dengan dunia gaib, padahal mereka adalah anak normal yang kebetulan memiliki anugrah yang berbeda.

Anak indigo ada di sekitar kita. Mereka hadir ke dunia ini dengan sebuah pernyataan yang jelas bahwa alam semesta masih terlalu luas untuk takaran pengetahuan manusia.

Sedari dulu hingga kini, manusia selalu mencari jawaban atas hal-hal yang belum bisa dijelaskan secara logika. Hingga suatu saat, bila level kebijaksanaan menjadi semakin matang, dan kita akan menyadari bahwa batasan hanyalah sebuah ujung yang tidak berkesudahan.

Keyakinan dan agama penting bagi manusia untuk melepaskan dahaga terhadap ketidakpuasan yang tak pernah bertepi.

Namun sayangnya, kedalaman lautan kehidupan yang masih penuh misteri, selalu menjadi ajang perlombaan bagi mereka yang ingin mencari jalan singkat untuk mencapai ketenaran dan kemahsyuran duniawi.

Janganlah mendandani anak indigo dengan baju kerajaan, apalagi menaruh menyan di pangkuan. Anak indigo adalah bagian dari manusia yang harus dihormati, bukan untuk dieksploitasi.

Referensi: 1 2 3

SalamAngka

Rudy Gunawan, B.A., CPS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun