Selain klub tempatnya bernaung, nomor punggung adalah identitas yang tak kalah penting bagi pemain sepak bola.
Berada di punggung, dengan ukuran yang lebih besar dari nama, nomor punggung bagaikan sebuah simbol ikonik yang tak terlepas dari pemain itu sendiri.
Nomor 10 pas banget disemat pada Lionel Messi, Nomor 2 identik dengan karir Panjang Gary Neville di Old Trafford, Nomor 7 bahkan menjadi julukan dari CR7.
Tak ayal lagi, nomor punggung adalah identitas pemain. Bahkan tak jarang, nomor punggung sering dipensiunkan untuk menghormati pemain itu sendiri. Seperti nomor 10 di Napoli, yang akan selamanya menjadi milik Maradona.
Nomor 7 di MU sebelumnya berada di punggung pemain legendaris, seperti George Best, Bryan Robson, Eric Cantona, David Beckham, hingga Cristiano Ronaldo.
Tanpa disadari, nomor adalah gelar penghargaan bagi sebuah klub yang diberikan pada pemain hebatnya.
Melihat kepada sejarah panjang sepak bola, sebelas nomor punggung identik dengan posisi pemain. Nomor 1 adalah milik kiper. Nomor 2,3,4 biasanya identik dengan pemain belakang, sementara penyerang biasanya menggunakan nomor 7,9, atau 10.
Seiring waktu berjalan, nomor punggung tertentu kemudian menjadi lebih "sakral" dibandingkan nomor-nomor lainnya.
Malahan beberapa pemain tidak pede menggunakannya. Shinji Kagawa, pemain asal Jepang yang direkrut Old Trafford pada tahun 2012, adalah salah satu contohnya. Ia menolak nomor 7 karena merasa tidak pantas disandingkan dengan para legenda MU sebelumnya.
Untuk menghindari beban berat dari kekuatan nomor punggung, beberapa pemain sepak bola memilih nomor yang tidak terlalu sakral, dan menjadikannya sebagai nomor khusus bagi dirinya.
Para pemain bola bahkan memberikan arti filosofis sendiri bagi nomor punggungnya.
Kisah Nomor Punggung 77, Kiper Gianluigi Buffon.
Kiper identik dengan nomor 1, meskipun demikian ada juga nomor lainnya bagi kiper cadangan, namun Buffon memilih nomor yang berbeda. Sebenarnya pada awalnya ia memilih 88. Menurutnya itu adalah perlambangan dari empat biji bola yang saling menumpuk.
Akibat kontroversi itu, Buffon kemudian mengubahnya menjadi nomor 77 yang digunakannya hingga saat ini, tanpa menjelaskan arti dari 77.
Kontroversi Nomor Punggung 0 yang memakan korban, Striker Hicham Zerouali.
Nampaknya memang tidak ada aturan tetap mengenai nomor punggung di dunia sepak bola, sepanjang tidak ada angka yang sama dalam satu klub.
Pun halnya dengan angka 0, yang bisa berarti tidak ada, atau bisa saja tidak termasuk dalam kategori bilangan. Hicham Zerouali, pemain asal Maroko menggunakannya saat ia bermain di Aberdeen.
Sayangnya, nomor tersebut dianggap membawa sial. Hicham Zerouali meninggal dalam kecelakaan mobil pada tahun 2004. Sejak saat itu, Aberdeen pun memensiunkan nomor keramat ini.
Angka 9 Tersamar pada Nomor Punggung, Striker Mario Balotelli, dan Ivan Samorano.
Nomor 9 lazim digunakan bagi striker, sayangnya hanya ada satu yang tersedia. Bagaimana jika sang pemain ngotot menggunakannya, dengan memunculkan versi 9 nya sendiri?
4 + 5 = 9. Itu desas desus yang beredar dari fans mantan pemain Liverpool ini. Nomor yang tidak biasa ini, sudah digunakan di Inter Milan, Manchester City, dan AC Milan.
Namun menurut Balotelli, nomor 45 hanyalah angka yang membawa keberuntungan baginya. Â Â
"Ketika saya masih muda, saya memiliki nomor 45 karena jumlah pemain muda adalah dari No. 36 hingga No. 50. Saya mengambil No 45 karena saya bercanda bahwa empat ditambah lima adalah sembilan - dan saya mencetak gol di semua empat pertandingan. Ini membawa saya keberuntungan dan itulah sebabnya saya selalu menyimpan No. 45."
Tidak ada penjelasan yang terperinci, mengapa angka 1+8 disematkannya, padahal di kala itu, nomor 9 juga sedang nganggur di Inter Milan, sebelum kedatangan Ronaldo.
Nomor 618, Bilangan Terbesar dalam Dunia Sepak Bola Professional, Kiper Rogerio Ceni.Â
Pada tahun 2015, Rogerio Ceni memecahkan rekor penampilan terbanyak untuk Sao Paulo, yakni 618 kali. Dalam pertandingan melawan Atletico Miniero, Ceni mengenakan nomor yang tidak lazim itu untuk mewakili jumlah penampilannya bersama tim.
Bisa saja ini dimaksudkan untuk membuat perbedaan dengan penjaga gawang lainnya, karena sepanjang sejarah, Ceni adalah kiper yang mengoleksi jumlah mencetak gol terbanyak, yaitu 131, baik melalui tendangan bebas, ataupun penalti. Â Â
#69,76,80,84 - Nomor Tahun Kelahiran.
Bek kiri asal Perancis, Bixente Lizarazu memilih angka 69, hanya karena dia lahir di tahun 1969, dan tingginya 169cm. Bukan hanya Lizarazu saja, pada tahun 2008, AC Milan merekrut Andriy Shecenko, Ronaldinho, dan Mathieu Flamini.
Nomor 1 yang bukan Kiper, Ossie Ardiles.
Pada Piala Dunia 1982 di Spanyol, timnas Argentina memutuskan untuk mengatur jumlah pemain mereka secara alfabet. Bagi Ardiles, itu adalah keberuntungan, karena ia adalah pemain non-kiper yang pernah mengenyam angka 1.
Nomor 10 Keramat.
Disebutkan bahwa nomor 10 adalah nomor yang paling keramat. Tidak ada aturan tertulis, namun nomor 10 dianggap paling bergengsi dan menentukan.
Hal ini terkait dengan sejarah dari penggunaan nomor punggung 10 itu sendiri. Banyak nomor 10 yang menjadi pemimpin pergerakan tim di lapangan dan sangat ditakuti.
Bahkan klub sepakbola sendiri, enggan memberikan nomor 10 ini kepada pemain yang tidak penting.
Neymar sendiri mengakui akan pengaruh nomor 10. Ia mengatakan bahwa suatu ketika, nomor 10 yang ia kenakan mampu secara tidak langsung memberikan kemampuan lebih bagi dirinya.
Itulah mengapa mitos ini berkembang, seiring dengan perjodohan nomor 10 dengan para pemain legendaris. Namun siapapun pemain bintang yang mengenakan nomor keramat ini, selalu mendapatkan tanggung jawab lebih untuk membawa kemenangan bagi timnya.
Pandangan Numerologi pada Arti Nomor Punggung.
Sebuah pertanyaan yang menggelitik, apakah nomor punggung dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap pemain, baik untuk sebuah keberuntungan atau kesialan?
Jawabannya, tergantung isi kepala dan hati.
Persepsi nomor keberuntungan 45 pada Balotelli, dan juga kekuatan Neymar dari angka 10, jelas adalah keberuntungan bagi mereka, karena memang sudah diyakini.
Sementara nomor punggung 9 pada Chelsea, yang dianggap membawa kutukan, setelah Khalid Boulahrouz, Steve Sidwell, Mateja Kezman, dan Fernando Torres gagal bersinar di The Blues, juga akan memberikan 'kutukan' bagi penerus-penerusnya.  Â
Tak dapat dipungkiri bahwa nomor punggung bagi pemain sepak bola, sama pentingnya dengan nama itu sendiri. Oleh sebab itu, cara kerja nomor punggung sangat bergantung kepada seberapa besar sang pemain menyukainya.
Bahwa angka adalah keberuntungan atau kutukan, adalah kekuatan sugesti yang akan memengaruhi performa pemain.
Tidak ada nomor punggung keberuntungan, yang ada, adalah nomor kebanggaan, sebagaimana kekuatan dari sebuah nama.
Jika anda bangga dengan namamu, maka ia pun akan membawa keberuntungan bagi dirimu. Namun jika nomor punggung yang diterima dengan setengah hati, maka ia hanya akan membawa kesialan.
Pada akhirnya, energi besar dari sebuah angka nomor punggung, akan dipertemukan dengan tuannya, untuk sebuah alasan, yakni seberapa besar jiwa yang dimiliki oleh sang pemain bola.
SalamAngka
Rudy Gunawan, B.A., CPS
Numerolog Pertama di Indonesia -- versi Rekor MURI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H