Namun siapa yang menyangka, seluruh kerasnya kehidupan yang dilalui, telah menjadi mentor sesungguhnya bagi ketujuh anak muda ini.
BHE bukanlah manajemen artis yang besar, jika dibandingkan dengan pesaing lainnya, seperti SM Entertainment, JYP Entertainment, dan YG Entertainment.
Tidak sama seperti YG Entertainment yang memiliki beberapa produk sukses seperti Big Bang, Dara, dan Black Pink, BHE hanya berfokus kepada satu BTS saja, selama bertahun-tahun lamanya.
Sebagai satu-satunya investasi dan jaminan masa depan perusahaan, BHE dengan segala keterbatasan, menuangkan seluruh sumber dayanya untuk membesarkan grup ini.
Ketujuh anak muda ini sempat merasakan hidup menetap di kos kecil dengan biaya sewa yang sangat murah. Kurangnya dana operasional dari agensi juga hanya bisa menikmati makanan di restoran kecil dan sederhana.
Awal kebangkitan BTSÂ adalah pada tahun 2015, ketika lagu 'I Need you'Â mendapatkan penghargaan di pegelaran musik SBS The Show. Namun, itu bukanlah akhir dari kisah bahagia. Netizen garang dan kerasnya persaingan di negeri gingseng ini menimbulkan badai berikutnya bagi mereka.
Tuduhan plagat (plagiarism) oleh pengguna twitter dengan akun @wevebeenhere dan @radioordinary mengklaim bahwa RM, salah satu personel BTS, menjiplak lirik karyanya pada lagu 'Primer U.'
Sebagai tanggapan, RM meminta maaf atas kesalahan tersebut karena tidak memberikan sumber kutipan asli, dan akun @wevebeenhere telah menerima permintaan maafnya.
Meskipun perdamaian telah terjadi, namun tagar #plagiarismboys terlanjur merebak, dan menyerang kehidupan karir maupun pribadi dari para member BTS.
Perjuangan menembus pasar internasional juga dilakukan dengan cara 'mulai dari kecil'. Mereka membagi-bagikan flyers di jalanan ramai dan membujuk orang-orang disana untuk datang ke konser secara gratis di Los Angeles, Amerika Serikat.
Setelah mulai menembus pasar Amerika, desingan rasis mulai menyebar kemana-mana. Media mainstream dan medsos tidak bisa menerima invasi musik asia ke ranah pasar amerika yang terhormat.